kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakrie Plantations menargetkan produksi bisa naik hingga 10%


Sabtu, 21 Juli 2018 / 18:05 WIB
Bakrie Plantations menargetkan produksi bisa naik hingga 10%


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Plantations Tbk (UNSP) ingin membenahi kinerja. Perusahaan perkebunan kelapa sawit ini bakal memperbaiki performa operasional sembari menyehatkan kondisi keuangan.

"Dari sisi produksi, targetnya volume produksi UNSP bisa tumbuh 10% tahun ini," ujar Direktur UNSP Andi W. Setianto, Jumat (20/7).

Sepanjang 2017 lalu, volume produksi kelapa sawit perusahaan ini mencapai 495.000 ton, hanya naik 0,9% dibanding 2016. Dengan asumsi pertumbuhan 10%, artinya UNSP mengincar produksi 540.000 ton. Nah, hingga paruh pertama 2018 lalu, UNSP telah memproduksi sekitar 244.000 ton.

Walau belum mencapai setengah dari target produksi tahun ini, manajemen UNSP optimistis target tersebut dapat tercapai. Karena, secara historis, puncak produksi UNSP terjadi pada kuartal tiga hingga akhir tahun.

Apalagi, tanaman sawit yang sudah diremajakan perusahaan ini sejak beberapa tahun lalu sudah bisa mulai dipanen tahun ini. Pada saat bersamaan, cuaca juga mendukung untuk produksi.

Sayangnya, manajemen perusahaan ini enggan mengungkapkan target kinerja keuangan di tahun ini, serta harga jual rata-rata minyak sawit perusahaan. "Harga sulit diprediksi, rata-ratanya nanti tunggu laporan keuangan Juni," elak Andi.

Sebenarnya, saat ini kinerja emiten kelapa sawit sedang terkulai. Harga crude palm oil (CPO) tengah tertekan. Kemarin, harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2018 di Malaysia Derivative Exchange turun dan kini berada di RM 2.194 per metrik ton.

Selain berusaha menggenjot kinerja keuangan, UNSP juga berupaya memperbaiki kesehatan keuangan perusahaan. Emiten ini berniat merestrukturisasi utang yang mencapai Rp 13,9 triliun.

Manajemen berharap bisa merestrukturisasi utang sekitar Rp 7 triliun lagi di sisa paruh kedua tahun ini. Rencana ini merupakan kelanjutan atas restrukturisasi utang senilai Rp 338,4 miliar yang sudah lebih dulu dilakukan.

Namun, Andi belum bersedia mengungkapkan utang mana yang bakal direstrukturisasi, karena masih dalam proses negosiasi. Yang terang, prosesnya kemungkinan bisa lebih cepat, karena pemegang saham sudah menyetujui rencana konversi utang ke saham perusahaan ini.

Langkah restrukturisasi utang UNSP ini memang sudah mendapatkan lampu hijau dari pemegang saham setelah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada awal Juni lalu. Itu jadi kali ketiga setelah dua RUPSLB sebelumnya tidak bisa mencapai kuorum dan gagal dilaksanakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×