kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal bangun pabrik ban bersama Garuda, BUMN China tanam investasi US$ 500 juta


Kamis, 01 November 2018 / 05:58 WIB
Bakal bangun pabrik ban bersama Garuda, BUMN China tanam investasi US$ 500 juta
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di GMF AeroAsia


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kian gencar berekspansi. Kali ini, perusahaan penerbangan milik BUMN itu akan menggandeng BUMN asal China, yakni China Communication Construction Company (CCCC) untuk membangun pabrik ban pesawat pertama di Indonesia. Ekspansi ini akan dilakukan GIAA melalui anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).

Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, total nilai investasi yang ditanamkan oleh China sebesar US$ 500 juta. Perjanjian kerja sama antara GMFI dan CCCC diresmikan pada saat pertemuan IMF World di Bali beberapa tempo lalu.

"CCCC sebagai investor dalam kerja sama ini, kami sudah tanda tangani. CCCC yang paling berminat untuk berinvestasi dan menyatakan minat, sehingga proses akan lebih cepat," kata Ari Askahara.

Saat ini GMFI dan CCCC tengah mempersiapkan joint venture atau kerjasama. Garuda berharap, persiapan kerja sama akan selesai pada Desember tahun ini, sehingga pembangunan bisnis pabrik ban tersebut dapat dilakukan pada kuartal pertama tahun depan dan ditargetkan rampung 20 hingga 24 bulan ke depan. Pabrik ini rencanannya akan dibangun di wilayah Tangerang.

Konsumen bisnis ini bukan hanya dapat dinikmati oleh maskapai BUMN saja, maskapai lain, baik domestik dan regional juga dapat menikmatinya. Menurut Ari, harga ban pesawat tersebut nantinya jauh lebih murah daripada ban pesawat impor dengan kualitasnya tetap sama. "Kami lebih kompetitif dari ban impor, karena tidak kena biaya impor dan biaya kapal sehingga lebih murah minimal 30%," katanya.

Sebagai informasi saja, GMFI bergerak di bidang perawatan pesawat. Namun Ari mengatakan, anak perusahaannya tersebut tidak mencakup manufaktur. Selama ini menurut Ari, GMFI juga membeli ban dari luar atau impor karena belum ada manufaktur ban pesawat di Indonesia, padahal bahan mentahnya seperti karet ada di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×