kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awasi Skema Investasi Index Golden Bird


Kamis, 25 Juli 2013 / 08:00 WIB
Awasi Skema Investasi Index Golden Bird
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin. Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS


Reporter: Dina Farisah, Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Tawaran investasi berimbal hasil tinggi masih saja marak. Salah satunya, tawaran investasi Index Golden Bird (IGB) yang menjanjikan return tetap 5% per bulan dari nilai investasi nasabah.

Skema investasi ala IGB sebagai berikut. Investor membeli saham IGB dengan minimal investasi US$ 1.000 atau Rp 10 juta (US$ 1=Rp 10.000). Harga per saham IGB saat ini senilai US$ 0,74. Ini berarti, dengan investasi minimum, investor mendapat 1.351 saham IGB.

Nah, setiap tanggal 1 per bulannya, investor akan mendapat dividen 5%. Dividen ditransfer ke rekening investor. "Skemanya mirip deposito. Tapi kami tak mengenakan charge bagi investor yang mencairkan dana. Investor bisa mencairkan dana kapan saja," jelas Ely, Marketing Leader IGB saat ditemui KONTAN di kantor IGB di APL Tower, Central Park lantai 23, kemarin (24/7).

IGB menjaring nasabah dengan berbagai cara. Salah satunya, memberikan bonus bagi investor yang dapat menjaring investor baru, sebesar 10% dari total investasi yang ditanamkan investor baru.

Selain itu, IGB gencar memburu investor dengan menawarkan promo paket wisata gratis ke Thailand, jika ber investasi minimal Rp 49,5 juta atau US$ 5.000, dan umroh gratis jika berinvestasi Rp 210 juta. Hingga kini, perkiraan total nasabah IGB di Indonesia mencapai ribuan orang. Tak pelak, total nilai investasi bernilai triliunan rupiah.

Masalahnya, belum jelas bentuk badan hukum IGB di Indonesia. Ely hanya bilang,  IGB masih terafiliasi Golden Bird (GB) Group Singapura.

IGB mengklaim memiliki perwakilan di beberapa negara seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Indonesia. Di Indonesia, kantor IGB tersebar di Pekanbaru, Jakarta, dan Makassar. Di Jakarta, kantor IGB berdiri sejak Agustus 2012.

Dana nasabah, lanjut Ely,  diputar GB Group di bisnis pengelolaan sarang burung walet serta trading investasi emas batangan. Bisnis walet berpusat di China. GB Group juga berencana merambah bisnis hiburan dan ecopark bernama KT 60 Project di Kota Tinggi Johor, Malaysia.

Menurut Ely, IGB juga berniat menawarkan saham perdana (IPO) pada 2017 nanti. Yang mencengangkan, saat IPO kelak, harga saham IGB diklaim akan melonjak 100 kali lipat dari harga saat ini.

Yoga, investor dan marketing IGB saat dihubungi  KONTAN mengaku bergabung di IGB sejak Oktober 2012 dengan menyetor Rp 80 juta. "Nasabahnya ribuan orang," ujar dia.

Tawaran investasi IGB itu rupanya sudah masuk pantauan Satgas Waspada Investasi, lantaran sepak terjangnya meragukan. "Kami sudah menerima laporan tentang investasi IGB," kata Sarjito, Kepala Satgas Waspada Investasi.

Mumpung belum telanjur, investor sebaiknya mewaspadai tawaran investasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×