kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing beranjak pergi dari obligasi China


Selasa, 14 Maret 2017 / 07:22 WIB
Asing beranjak pergi dari obligasi China


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

BEIJING. Pasca pengumuman target ekonomi China tahun ini yang melambat, investor asing ramai-ramai keluar dari pasar uang China. Akibatnya, kepemilikan asing pada obligasi China turun sebesar 3,1%.

Laporan Deutsche Bank AG bulan lalu menyebutkan, jumlah kepemilikan obligasi China turun 1,3% di Februari 2017 dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini terjadi lantaran sejumlah investor mulai kecewa dengan turunnya imbal hasil obligasi China.

Arus dana keluar terus terjadi meski Pemerintah China sedang berupaya membuat nyaman investor asing dalam berinvestasi. Itu sebabnya, Pemerintah China berupaya membuat aturan yang dinilai ramah pada investor.

Citigroup Inc menilai, untuk menjaga rasio utang China, Bank Sentral China sedang berusaha melonggarkan aturan seperti hedging mata uang untuk obligasi.

Di sisi lain, nilai outstanding obligasi China justru naik 32% menjadi CNY 64 triliun atau setara US$ 9,3 triliun. Ini karena Pemerintah China menggelontorkan lebih banyak obligasi dengan harapan semakin banyak uang yang masuk (inflow).

Tujuannya, menjaga stabilitas mata uang yuan. Juga bisa mendongkrak cadangan devisa negara yang mulai susut.

Manajer portofolio Fidelity International di Hongkong, Bryan Collions berharap, Pemerintah China mengembangkan instrumen lindung nilai yang akan memacu partisipasi investor. "Serta mendorong pasar lebih dekat ke arah indeks yang lebih luas dan iklusi," kata Collins seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/3).

Masih tertarik

Meski arus dana keluar masih terjadi di pasar obligasi China, sejumlah analis meyakini bahwa pasar obligasi China akan terus berkembang positif. Menurut analis, masih banyak investor asing yang tertarik asalkan para pengambil keputusan mampu mengambil langkah tambahan.

Standard Chartered Plc menilai perlu ada langkah baru yang dapat memungkinkan investor luar negeri dapat mengakses pasar derivatif valuta asing China. Kebijakan ini diyakini bisa menaikkan arus modal yang masuk.

Analis Goldman Sachs Group Inc menambahkan ada sejumlah langkah tambahan yang dibutuhkan pasar. Contoh akses pasar, likuiditas, dan aturan laporan untuk mengatasi masalah.

Sementara Ekonom ANZ Banking Group Ltd David Qu menyarankan perlu adanya hedging untuk menjaga nilai mata uang. Menurut David, transaksi valuta asing dan swap mata uang untuk obligasi dengan tenor di atas satu tahun tidak likuid dan mengakibatkan perbedaan harga yang besar.

Deputi Gubernur Bank Sentral China atau People Bank of China (PBOC) Pan Gongsheng menegaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk menarik investor asing di pasar obligasi. "PBOC pasti akan meningkatkan regulasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan ramah bagi investor luar negeri," kata Pan.




TERBARU

[X]
×