kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asian Agri akan sasar pasar ekspor baru


Kamis, 09 Agustus 2018 / 19:17 WIB
Asian Agri akan sasar pasar ekspor baru
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Corporate Affairs Asian Agri Fadhil Hasan mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan akses pasar minyak sawit ke negara-negara baru. Ini untuk mengantisipasi potensi penurunan ekspor minyak sawit di tahun ini.

Fadhil mengatakan, pihaknya akan mencoba menyasar pasar non tradional seperti negara di Timur Tengah dan Bangladesh. Bahkan, dia berpendapat Afrika pun masih negara tujuan yang potensial untuk menggenjot ekspor minyak sawit.

"Tentunya kita meningkatkan akse pasar ke negara baru. Namun, pasar yang ada sekarang ini juga kita tetap pertahankan dengan memberikan harga yang lebih kompetitif," ujar Fadhil kepada Kontan.co.id, Kamis (9/8).

Tahun ini ekspor sawit memang diperkirakan akan mengalami penurunan. Menurut Fadhil, penurunan ini bisa dilihat dari hasil kinerja ekspor semester I-2018. Menilik laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), di semester I-2018, ekspor minyak sawit termasuk olekimia dan biodiesel turun 2% menjadi 15,30 juta ton dari semester I-2017 yang mencapai 15,62 juta ton.

Menurutnya, penurunan ekspor ini disebabkan adanya pasokan yang berlebih di pasar global. Perang dagang yang terjadi pun menyebabkan ketidakpastian yang besar sehingga akan turut mempengaruhi ekspor.

Padahal menurutnya di semester II-2018 panen sawit akan lebih besar dibandingkan produksi sepanjang paruh pertama. Tak hanya produksi sawit, pasokan komoditas penghasil minyak nabati lain pun meningkat. "Jadi di pasar itu akan over supply yang akan mempengaruhi harga juga," tandas Fadhil.

Melihat kinerja ekspor yang kurang baik, Fadhil pun berharap adanya kebijakan penggunaan B20 bisa diterapkan. Dengan begitu, maka serapan minyak sawit dalam negeri akan semakin tinggi. Tak hanya itu, di pun berharap permintaan biodiesel oleh Uni Eropa akan membaik setelah IWTO memenangkan enam gugatan Indonesia atas Uni Eropaterkait pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) biodesel.

Selain menyasar pasar, Fadhil mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan efisiensi sehingga kinerja perusahaan akan lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×