kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asanusa Strategic Income Fund beralih ke SUN tenor pendek saat pasar tertekan


Minggu, 04 Maret 2018 / 18:24 WIB
Asanusa Strategic Income Fund beralih ke SUN tenor pendek saat pasar tertekan
ILUSTRASI. ilustrasi Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata indeks reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index catakan penurunan 0,32% hingga Februari 2018 secara year to date (ytd). Di saat situasi pasar obligasi yang sedang tertekan, reksadana Asanusa Strategic Income Fund mampu berkinerja di atas rata-rata sebesar 1,24%.

Presiden Direktur Asanusa Asset Management Siswa Rizali mengatakan sejak akhir tahun lalu, reksadana yang memiliki mandat investasi pada obligasi pemerintah ini menerapkan strategi dengan mengalokasikan aset pada obligasi pemerintah dengan durasi pendek, sehingga kinerja tidak ikut negatif. "Kita jual obligasi tenor 20 tahun pindah ke obligasi tenor lima tahun," kata Siswa, Jumat (2/3).

Isi portofolio teranyar reksadana ini adalah 12% pada pasar uang, porsi Surat Utang Negara (SUN) tenor lima tahun sebesar 38%, dan porsi SUN tenor 10 tahun sebesar 50%. Saat ini, jumlah dana kelolaan reksadana ini mencapai 55,2 miliar.

Siswa menjelaskan sentimen pasar SUN atau obligasi memang sedang tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini terefleksi pada lonjakan yield US Treasury dan membuat harga SUN tertekan.

Namun, Siswa masih melihat SUN Indonesia masih cukup tahan banting dibanding dengan obligasi di Filipina, India, dan Turki. Pendukung obligasi Indonesia masih relatif bisa bertahan lebih baik dibanding negara tersebut adalah inflasi rendah, beban utang pemerintah rendah, disiplin fiskal terjaga, dan pertumbuhan ekonomi tinggi.

Sementara, Siswa memproyeksikan disamping yield US Treasury yang jadi masih menjadi risiko, lonjakan harga minyak dan potensi kenaikan inflasi juga bisa menekan pasar obligasi. Selain itu yang masih rawan, posisi asing dominan di SUN dengan porsi 40%. "Risiko lain datang dari yield SUN peer emerging market yang lebih tinggi seperti Filipina 6,8%, India 7,7%, Meksiko 7,6%, dan Brazil 9,5%," kata Siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×