kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ANZ: Produksi emas di level terendah sejak krisis


Jumat, 18 Agustus 2017 / 17:29 WIB
ANZ: Produksi emas di level terendah sejak krisis


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Ini hasil riset terbaru tentang produksi emas global yang dirilis ANZ. Menurut ANZ, suplai emas dari pertambangan telah mengalami penurunan yang 'dramatis' pada tahun ini. Kondisi tersebut mendongkrak harga dari aset safe haven ini di tengah terjadinya ketegangan geopolitik.

"Pertumbuhan produksi di pertambangan emas berada di level terendah sejak krisis finansial, dengan risiko yang semakin besar," jelas senior commodity strategist ANZ Daniel Hynes.

Hynes menambahkan, produksi emas telah melorot 2% pada lima bulan pertama 2017 dari periode yang sama tahun lalu. Dia mengutip data dari World Bureau of Metal Statistics. Data yang sama juga menunjukkan, produksi emas Mei sendiri turun 3,1% dibanding tahun lalu.

Hynes menilai, adanya perubahan kebijakan pemerintah dalam negara-negara produsen emas menciptakan ketidakpastian dan memukul suplai emas.

Di Indonesia, pemerintah memperkenalkan perizinan baru tambang dan ekspor, yang mendorong Freeport menutup tambang Grasberg. Padahal, Grasberg merupakan tambang emas terbesar dunia, yang memproduksi 2% dari suplai emas dunia.

Di Tanzania, ketidakpastian semakin meningkat setelah pemerintah mengumumkan perubahan besar pada kebijakan sumber daya alam, termasuk peningkatan pembayaran royalti kepada pemerintah.

Di negara produsen emas lain, Afrika Selatan, perombakan kesepakatan pertambangan mengharuskan para penambang melakukan perubahan pada kepemilikan perusahaan tambang.

"Dengan kondisi investasi yang masih rendah, sepertinya kita belum akan melihat terjadinya rebound pada suplai emas dalam beberapa waktu ke depan," tambah Hynes.

Sementara itu, permintaan konsumen semakin membaik.

Berdasarkan data World Gold Council, total permintaan emas batangan dan koin tumbuh 13% pada kuartal 2 2017. Kondisi ini dipicu oleh kuatnya kenaikan permintaan dari China yang mencapai 56%.

Di sisi lain, harga emas sudah mengalami reli dalam beberapa waktu terakhir akibat aksi beli safe heaven seiring meningkatnya risiko geopolitik. Hal ini termasuk pula ketegangan yang terjadi antara Korea Utara dan AS.

Catatan saja, pada pukul 15.30 waktu Singapura hari ini, harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi US$ 1.287,70 per troy ounce. ANZ masih mempertahankan target tiga bulannya di level US$ 1.300 per troy ounce. 




TERBARU

[X]
×