kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Sucorinvest Equity catat return tertinggi


Selasa, 01 Agustus 2017 / 06:40 WIB
Analis: Sucorinvest Equity catat return tertinggi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA, Strategi pengelolaan reksadana berbasis ekuitas tidak hanya melihat jajaran portofolio saham, tapi juga mempertimbangkan kemampuan account manager menggarap produk. Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat, kinerja Sucorinvest Equity Fund sebagai contoh baik sebagai fund dengan return tertinggi di tahun ini.

"Account manager-nya bisa melakukan trading atau switching sektor yang timingnya tepat sehinga kinerjanya menjadi jauh di atas indeks dan reksadana saham," jelas Wawan kepada KONTAN, Senin (31/7).

Produk yang rilis sejak 8 Mei 2012 ini menjadi salah satu produk reksadana ekuitas terbaik dengan peringkat lima bintang dari Infovesta. Berdasarkan portofolio Juni 2017, produk ini mencatat pertumbuhan 21,57% yakni jauh di atas pertumbuhan IHSG di 10,06% dengan total dana kelolaan sebesar Rp 352,92 miliar.

Tak hanya itu, berdasarkan data Infovesta, kinerja ytd hingga Jumat (28/7) produk ini mencatat pertumbuhan 39,15%. Bandingkan dengan IHSG di 11,79% untuk periode yang sama.

Wawan melanjutkan, pemilihan saham Sucorinvest Equity Fund ini terlihat unik lantaran memilih sektor perkebunan sebagai porsi terbesar keduanya, pasalnya pertumbuhan crude palm oil (CPO) alias minyak sawit mentah memang sedang mengalami pertumbuhan memasuki kuartal ini.

Sebagai informasi, Sucorinvest berinvestasi 33% di sektor keuangan, 20% di perkebunan, 14% di pertambangan dan lainnya di barang konsumsi, properti dan konstruksi serta lainnya.

Dari sisi keuangan, Wawan menjelaskan sentimen positif untuk produk ini akan mengikuti pertumbuhan inflasi, trading saham dan suku bunga The Fed yang tidak kunjung naik. Tak hanya itu, ia juga melihat korelasi positif dengan bursa Asia karena bila indeks regional naik, maka indeks Indonesia cenderung akan mengikuti. "Kami prediksikan IHSG tahun ini naik 10%-12% tapi kalau untul fund ini sudah jauh di atas indeks," lanjut Wawan.

Wawan melanjutkan, ia menyarankan investasi jangka panjang diatas tiga tahun untuk mendapatkan hasil optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×