kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Prospek dinar dan dirham tak melulu mengekor underlying emas atau perak


Jumat, 05 Februari 2021 / 22:45 WIB
Analis: Prospek dinar dan dirham tak melulu mengekor underlying emas atau perak
ILUSTRASI.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jadi pilihan safe haven, prospek dinar dan dirham dinilai tidak melulu mengikuti pergerakan komoditas underlying-nya yakni emas dan perak. Selain menawarkan harga berbeda lantaran kandungan dan kemurnian koin logam mulia tersebut berbeda, dinar dan dirham punya fungsi berbeda di beberapa negara. 

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, dilihat dari underlying-nya, prospek perak akan lebih menarik di tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi global akibat dampak Covid-19. Harapannya, selain sebagai safe haven perak juga bagian dari logam industri.

"Saat perekonomian global membaik, permintaan akan perak akan lebih karena dia punya dua fungsi yakni sebagai safe haven dan juga bahan baku industri. Sehingga, permintaannya pun akan membaik," kata Alwi kepada Kontan, Jumat (5/2).

Baca Juga: Investasi dinar dinilai lebih menarik dilirik ketimbang dirham

Meskipun begitu, Alwi memandang kenaikan permintaan perak tidak serta merta akan berdampak signifikan ke dirham yang punya fungsi sebagai alat tukar di beberapa negara tersebut. 

Adapun risiko yang mungkin hadir ke depan terkait investasi dinar dan dirham, masih berkaitan dengan progres vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia. "Meskipun dinar dan dirham tidak terpengaruh signifikan karena underlying-nya membuat dua koin tersebut tahan inflasi dan dijadikan safe haven, setiap instrumen investasi tetap punya risiko," tambahnya.

Alwi memandang, ketika ekonomi global kembali naik maka aset-aset lindung nilai seperti safe haven akan mulai ditinggalkan. Itu akan tercermin dari lemahnya permintaan akan logam mulia, sehingga bisa berdampak pula bagi investasi dinar dan dirham.

"Proses pemulihan ekonomi kemungkinan akan mendorong permintaan untuk logam industri seperti perak untuk naik, tapi tidak dengan koin logam mulia," tandasnya.

Baca Juga: Prospek dinar dan dirham mengekor pergerakan harga emas dan perak

Sebelumnya, Marketing Communication Manager PT Aneka Tambang (Antam) Ganjar Sulastomo juga menyampaikan, bahwa investasi dalam bentuk koin dinar dirham yang diproduksi Antam pada prinsipnya serupa dengan investasi dengan emas kepingan certicard standard Antam. Pergerakan harga emas dan perak akan menjadi acuan nilai investasi koin dinar dan dirham.

Adapun kelebihan lainnya, produk Antam telah mengantongi akreditasi internasional, yang membuat produknya dapat dijual kembali ke Antam dengan mekanisme buyback dengan harga pada hari transaksi, maupun dijual ditempat lain. Adapun produk koin dinar dan dirham produksi Antam ditujukan untuk instrumen investasi sekaligus benda koleksi bernilai seni, dan tidak ditujukan sebagai alat tukar.

Punya added value dan dibuat sebagai collectible items atau sebagai benda seni membuat dinar dan dirham dibanderol dengan harga berbeda dibandingkan emas dan perak murni. Meskipun begitu, karena dikenakan PPn 10% maka harga kedua produk logam mulia tersebut sedikit lebih tinggi dari pada harga Emas Certicard Standard Antam dengan gramasi yang sama.

Selanjutnya: Wapres Ma'ruf Amin tegaskan transaksi Dinar-Dirham langgar aturan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×