kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Merger Chandra Asri (TPIA) dengan anak usaha akan dorong efisiensi


Kamis, 15 Oktober 2020 / 16:26 WIB
Analis: Merger Chandra Asri (TPIA) dengan anak usaha akan dorong efisiensi
ILUSTRASI. Kompleks pabrik Chandra Asri. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/pras/18


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan rencana penggabungan usaha (merger) dengan anak usahanya, PT Styrindo Mono Indonesia (SMI). Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/10) rencana penggabungan usaha ini bertujuan untuk menciptakan perusahaan petrokimia yang lebih terintegrasi di Indonesia, yang kegiatan usahanya meliputi sebagian besar aspek rantai produksi petrokimia.

SMI merupakan anak usaha TPIA, yang merupakan satu-satunya manufaktur styrene monomer di Indonesia hingga saat ini memiliki kapasitas produksi 340 kiloton per annum (KTA).

TPIA mengepmit 100% saham dari SMI. Per Juni 2020, jumlah aset SMI mencapai US$ 327,79 juta, yang terdiri atas aset lancar senilai US$ 210,52 juta dan aset tidak lancar senilai US$ 327,79 juta.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) teken kerja sama untuk Jakarta Recycle Center

Analis Panin Sekuritas Ishlah Bimo Prakoso menilai, aksi merger ini akan memberi dampak positif untuk manajemen TPIA. Bimo menilai, merger ini bisa menjadi faktor penting dalam produksi styrene monomer yang lebih efisien. 

“Jika kita lihat sebelumnya mereka bertransaksi selayaknya dua badan hukum yang berbeda, walaupun sebetulnya dikontrol dan dikonsolidasikan 99% oleh induk,” ujar Bimo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/10).

Memang, salah satu pertimbangan dari peleburan usaha ini adalah keberadaan SMI selaku badan hukum yang terpisah menimbulkan berbagai transaksi antar perusahaan seperti penagihan biaya antar perusahaan (intercompany charges) dan  penempatan karyawan. Transaksi-transaksi tersebut menimbulkan beban administrasi tambahan.

Selain itu, penggabungan TPIA dengan SMI akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan, pemetaan produk yang lebih baik, serta meningkatkan sinergi pengadaan dan akuntansi. Sehingga, akan meningkatkan kinerja operasional yang akan menciptakan perusahaan yang lebih sinergis, kuat dan lebih efisien.

Terakhir, penggabungan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha sehari-hari dari TPIA. “Oleh karenanya akan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham publik dari Chandra Asri,” tulis manajemen Chandra Asri, Rabu (14/10).

Adapun efek dari merger ini adalah semua aset-aset dan liabilitas dari perusahaan yang menggabungkan diri, termasuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban perusahaan akan beralih kepada perusahaan penerima penggabungan. 

Selain itu, para pemegang saham dari perusahaan yang menggabungkan diri akan menjadi para pemegang saham dari perusahaan penerima penggabungan;. Terakhir, seluruh karyawan juga akan berubah status menjadi karyawan perusahaan penerima penggabungan.

Namun, Bimo melihat prospek TPIA di tahun ini masih suram. Kinerja TPIA tahun ini pun diperkirakan masih tertekan. Yang menjadi kekhawatiran Bimo adalah, spread harga jual produk petrokimia dengan harga nafta yang tipis sehingga dia memproyeksikan spread margin TPIA tidak akan sekuat sebelumnya.

Saat ini, Bimo masih mengkaji ulang proyeksi pendapatan dan laba bersih TPIA untuk tahun ini. Sebab, terdapat perubahan asumsi untuk harga-harga yang berkaitan dengan bisnis TPIA. Panin Sekuritas juga mengkaji ulang rekomendasi saham TPIA.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) berencana merger dengan anak usaha, apa tujuannya?

Hanya saja, ada hal positif jika investor mempunyai horizon investasi jangka panjang di saham ini. Yang pertama, industri petrochemical memang didorong dan didukung langsung oleh pemerintah dengan tujuan agar ketergantungan impor bahan petrokimia bisa berkurang. 

Kedua, Bimo menilai TPIA memiliki neraca yang solid, sehingga punya ruang yang cukup untuk menjalankan ekspansi bisnis untuk proyek Chandra Asri Perkasa (CAP) II. Hal ini akan memperkuat posisi TPIA sebagai produsen petrokimia yang terintegrasi secara vertikal ke depannya.

Pada perdagangan hari ini, saham TPIA melemah 0,32% ke level Rp 7.800 per saham. 

Selanjutnya: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bakal terbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×