Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) untuk meredam volatilitas nilai tukar rupiah dengan menaikkan suku bunga acuan, rupanya belum direspons positif oleh pasar saham domestik. Ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup merosot 57,27 poin atau setara 0,94% ke level 6.011,05 pada Rabu (30/5).
Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, langkah BI menaikkan kembali suku bunga acuan saat ini kurang tepat. Mengingat, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini lebih disebabkan dari sisi fiskal atau neraca perdagangan yang sifatnya sementara.
"Kenaikan BI 7DRR direspons negatif oleh pasar, karena korelasinya ke pertumbuhan ekonomi," ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).
Sebagaimana diketahui, jika suku bunga acuan naik, maka bunga kredit atau pinjaman juga berpotensi ikut naik. Efeknya, masyarakat bakal enggan mengajukan pinjaman sehingga perputaran uang di dalam negeri terhambat. Pada saat itu, pertumbuhan ekonomi akan tersendat dan berpotensi jauh dari target.
"Apalagi, di semester pertama 2018, yang diharapkan (pertumbuhan) meningkat 5,2%," kata William.
Dengan demikian, William menyebut kenaikan BI 7DRR saat ini kurang efektif, termasuk dampaknya bagi pasar keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News