kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Daya beli pulih, obat kuat bagi peritel perabot rumah tangga


Jumat, 20 April 2018 / 18:09 WIB
Analis: Daya beli pulih, obat kuat bagi peritel perabot rumah tangga
ILUSTRASI. Gerai ACE Hardware


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya beli dan konsumsi masyarakat diprediksi akan kembali menguat pada triwulan kedua tahun ini. Ada beberapa katalis yang dianggap dapat menopang laju daya beli dan konsumsi masyarakat. Di antaranya, perhelatan Asian Games, Piala Dunia dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak.

Katalis tersebut dinilai akan berimbas pada kinerja emiten yang berhubungan langsung dengan konsumen. Seperti, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dan PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII).

Sejatinya, ketiga emiten tersebut menjual produk perabotan rumah tangga yang tak dikonsumsi setiap hari. Namun, menurut analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar,  bonus demografi memperbesar porsi konsumen dari kalangan kelas menengah atas yang jadi target pasar produk perabot rumah tangga ini.

Analis Danareksa Sekuritas, Adeline Solaiman menilai, tahun ini, ACES dapat meraup berkah dari sentimen momentum Ramadan dan Lebaran. "Di kuartal kedua, pendapatan ACES akan makin solid karena ada boom sale event dalam rangka Ramadan dan Lebaran," paparnya.

Namun, analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Nastasya punya penilaian berbeda. Dia bilang, momentum Lebaran dan beberapa agenda pemerintah seperti Asian Games dan Pilkada tak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. "Kecuali mereka mengadakan program sales dan marketing, bisa mendongkrak tapi tidak signifikan," paparnya.

Christine bilang, satu-satunya obat kuat pertumbuhan bisnis emiten ini adalah pulihnya daya beli masyarakat di kuartal kedua tahun ini. "Penjualan ACES didukung oleh target pasar yang tangguh dan persaingan yang tidak terlalu sengit dalam industri lifestyle dan perkakas rumah tangga," ujarnya.

Bidik Indonesia timur

Momentum tumbuhnya daya beli masyarakat juga tak disia-siakan oleh ACES. Tahun ini, ACES akan melakukan ekspansi dengan membangun 10 hingga 15 gerai baru. "Sampai saat ini ada tiga gerai baru yang sudah terealisasi," ujar Helen Tanzil kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4). Saat ini, ACES tengah membidik pasar di luar pulau Jawa.

Sama halnya dengan ECII yang membidik wilayah timur sebagai kawasan ekspansinya. Selain ekspansi, ECII juga akan gencar menyambut momentum tumbuhnya daya beli masyarakat dengan berbagai program. Seperti bekerja sama dengan merek perabot home appliance yang menjadi sponsor Piala Dunia.

Setali tiga uang, CSAP juga tak mau menyia-nyiakan momentum tumbuhnya daya beli di tahun ini. Jika tak ada aral melintang, emiten yang fokus menjual barang bangunan ini akan membuka dua gerai Mitra 10 pada semester kedua 2018. Untuk itu, CSAP sudah menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar. CSAP mematok target pertumbuhan sebesar 14% menjadi Rp 11 triliun pada tahun ini.

Bukan tanpa sebab CSAP mematok pertumbuhan dua digit. Prospek pertumbuhan ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah sebesar 5,4%. Pertumbuhan ini berkaitan dengan konsumsi dan kebutuhan perumahan. Backlog kebutuhan akan rumah saat ini angkanya mencapai 13 juta rumah. Konsumsi rumah tangga juga diprediksi naik sebesar 5,1% dengan tingkat inflasi 3,5%.

Sama seperti emiten perabot rumah tangga lain, kawasan timur juga jadi tujuan primadona CSAP dalam berekspansi. Di segmen distribusi, CSAP akan membuka cabang distribusi bahan bangunan di Ambon dan Maluku. Targetnya, tahun ini segmen distribusi CSAP bisa tumbuh sebesar 12%.

Meski begitu, ketiga emiten ini masih menghadapi sentimen negatif yang membayangi pertumbuhannya di tahun ini. William bilang pemerintah baru saja mempertahankan suku bunga di level 4,25%.

"Daya beli masyarakat sebenarnya masih harus diuji, sampai kapan pemerintah akan menetapkan suku bunga ini belum tahu, kalau suku bunga ini naik di saat daya beli sedang tumbuh bisa mengganggu sektor ritel," kata William.

Pasalnya, pangsa pasar produk ketiga emiten ini adalah kelas menengah atas, yang terbiasa menggunakan fasilitas kredit dalam transaksi pembelian produk kebutuhan rumah tangga.

Di antara ketiga emiten itu, analis sepakat hanya merekomendasikan beli saham ACES karena likuiditasnya. Christine mematok target harga di level Rp 1.540 per saham dan Adeline di posisi Rp 1.550 per saham.

Pada perdagangan Jumat (20/4), saham ACES berada di level Rp 1.320. Sementara, CSAP naik 2,80% ke Rp 550, sedangkan ECII turun 0,48% ke level Rp 1.045 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×