kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alat berat lesu, UNTR melajukan bisnis kapal


Jumat, 22 Maret 2013 / 06:47 WIB
Alat berat lesu, UNTR melajukan bisnis kapal
ILUSTRASI. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. ANTARA FOTO/Jojon


Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mengakuisisi perusahaan pembuatan dan perbaikan kapal, PT Perkasa Melati. Berdasarkan penjelasannya kepada di Bursa Efek Indonesia (BEI), UNTR mengakuisisi Perkasa Melati melalui anak usahanya, PT United Tractors Pandu Engineering. Nilai akuisisi ini US$ 16,8 juta atau setara Rp 151 miliar.

UNTR berharap berharap bisnis di bidang perkapalan semakin kuat usai membeli Perkasa Melati. Selama ini, UNTR memiliki bisnis jasa penyewaan kapal dan angkutan laut di bawah bendera PT Patria Maritime Lines.

Analis AM Capital, Akhmad Nurcahyadi, menilai, aksi UNTR ini bertujuan efisiensi di bisnis kontraktor batubara anak usahanya, PT Pama Persada Nusantara (PAMA). Aksi UNTR ini mempermudah operasional PAMA. "UNTR tidak perlu repot menyewa kapal dari pihak lain," papar Akhmad. Dia yakin, anak usaha baru berdampak positif pada pendapatan perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2012, Kontribusi PAMA terhadap pendapatan konsolidasi cukup besar. Nilainya mencapai Rp 28 triliun. Jumlah tersebut meningkat 24,5% dari 2011.

Menurut Analis Danareksa Securities, Gabriella Maureen Natasha, akuisisi ini bisa membantu bisnis PAMA. Selama ini, kontribusi PAMA ke UNTR cukup besar. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2012, PAMA menyumbang 50% total penjualan UNTR. Namun Gabrielle belum menghitung seberapa signifikan efek akuisisi ini terhadap bisnis PAMA maupun UNTR.

Akhmad menambahkan, kontribusi terbesar kedua dari bisnis alat berat. Berdasarkan laporan keuangan 2012, bisnis alat berat menyumbang 39,6% pendapatan UNTR. Diversifikasi penjualan alat berat UNTR ke segmen konstruksi dan kehutanan cukup membantu. Sebab, permintaan di segmen ini lebih hidup dibanding pertambangan dan perkebunan.

Tak heran, menurut Akhmad, jika rata-rata laba bersih emiten alat berat turun 10%, UNTR hanya turun 7,5%. Tahun ini, dia memprediksikan, laba bersih UNTR masih naik 1,7% menjadi Rp 5,96 triliun.

Analis Valbury Asia Securities, Budi Rustanto dalam riset 5 Maret 2013, menuliskan, pendapatan dan laba bersih UNTR sesuai estimasinya, yakni pendapatan Rp 55,9 triliun dan laba bersih Rp 5,7 triliun. Realisasinya, pendapatan Rp 55,95 triliun dan laba bersih Rp 5,78 triliun.

Tahun ini, menurut Budi, pendapatan UNTR bisa mencapai Rp 58,5 triliun. Laba bersihnya pun bisa naik menjadi Rp 6 triliun.

Hitungan Maureen tak setinggi Budi. Dia memproyeksikan, laba bersih UNTR sekitar Rp 5,9 triliun, dengan pendapatan Rp 58,2 triliun. Bahkan laba bersih UNTR berpotensi turun menjadi Rp 5,7 triliun.

Toh, Maureen masih rekomendasi buy saham UNTR. Hitungannya, harga wajar UNTR Rp 21.200 per saham.

Budi juga merekomendasikan beli. Harga wajar UNTR versi Budi adalah Rp 23.000 per saham dengan price earning ratio (PER) 12 kali.
Akhmad menyarankan hold dengan hitungan harga wajar saham UNTR Rp 19.700 pr saham. Harga itu mencerminkan PER 12,4 kali atau lebih rendah dari PER industri yang di angka 12,6 kali.

Pada penutupan bursa, Kamis (21/3), harga saham UNTR turun 1,61% menjadi Rp 18.350 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×