kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi BWPT, FGV dan Rajawali kaji opsi lain


Senin, 30 November 2015 / 20:22 WIB
Akuisisi BWPT, FGV dan Rajawali kaji opsi lain


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Masa negosiasi antara PT Rajawali Corpora dengan Felda Global Ventures Holdings Berhad (FGV) terkait akuisisi PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) telah berakhir di penghujung November. Rencana kongsi perusahaan kelapa sawit antar dua negara ini pun terpaksa mencari jalan lain.

Darjoto Setyawan, Managing Director Rajawali Corpora, mengatakan, Rajawali tengah melakukan diskusi lebih lanjut dengan FGV mengenai alternatif struktur investasi yang akan dilakukan di BWPT. Menurut dia, bentuk struktur alternative tersebut sedang dalam pembahasan. Sayang, ia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait isi pembahasannya. Ia hanya berharap diskusi tersebut dapat segera selesai.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Malaysia, FGV mengatakan, para pihak sepakat bahwa batas waktu untuk masuk ke dalam Condition Sale and Purchase Agreement (CSPA) tidak akan lagi berlaku. Setiap perkembangan akan diumumkan pada waktunya.

Sebelumnya, Rajawali dan FGV telah melakukan perpanjangan tenggat negosiasi dari 31 Oktober 2015menjadi 30 November 2015. Dalam perpanjangan tersebut, nilai kesepakatan transaksi menjadi pembahasan. Sebab, pihak FGV meminta penurunan nilai akuisisi BWPT dari kesepakatan semula US$ 680 juta. Nilai tersebut dipatok untuk pengambilan 37% saham BWPT. Rinciannya, 30% saham dibayar tunai senilai US$ 632 juta dan 7% saham atau setara US$ 48 juta ditukar dengan 2,5% saham FGV.

Darjoto menegaskan, transaksi ini hanya dilakukan antar Rajawali dengan FGV. Menurut dia, kabar Grup Wilmar International yang diikutsertakan dalam negosiasi terkait BWPT tidak benar sama sekali.

Meskipun struktur investasi FGV akan berubah di BWPT, Rajawali dan FGV tetap melenggang dengan rencana pembangunan kawasan indsutri hilirisasi kelapa sawit. Darjoto mengatakan, rencana tersebut saat ini tengah dalam pembahasan antara pemerintah Indonesia dan Malaysia. Sebab, pembangunan kawasan tersebut menggunakan skemaKawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang memerlukan insentif dari pemerintah.

Senin (30/11), saham BWPT anjlok 9,62% ke posisi Rp 141 per saham Secara historis, angka ini merupakan rekor  paling rendah harga saham BWPT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×