kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akhir tahun, harga batubara diprediksi US$ 45


Minggu, 23 Agustus 2015 / 16:57 WIB
Akhir tahun, harga batubara diprediksi US$ 45


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga batubara masih dibalut sentimen negatif. Analis memprediksi, hingga pengujung tahun 2015, harga si hitam akan merosot hingga US$ 45 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg Jumat (21/8) harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2015 di bursa ICE Commodity Exchange tercatat turun 0,16% ketimbang hari sebelumnya menjadi US$ 58,8 per metrik ton. Sepekan, harga tergerus 0,92%.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan, harga batubara turun karena minimnya permintaan akibat aksi ramah lingkungan yang didengungkan negara-negara maju. Walhasil, perusahaan tambang batubara di berbagai belahan dunia mulai berhenti beroperasi.

"Termasuk di Indonesia. Di Kalimantan, hanya perusahaan tambang batubara milik pemerintah yang beroperasi guna memproduksi batubara berkalori rendah. Sisanya berhenti," tukasnya.

Jika dibandingkan dengan kondisi harga minyak mentah sepanjang tahun ini, terkesan penurunan harga batubara lebih kecil. Namun, lanjut Ibrahim, harga batubara sudah tergerus sejak tahun 2011. Sedangkan harga minyak baru tertekan sejak kuartal kedua tahun 2015.

Penyusutan harga minyak bermula dari aksi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menguasai Suriah dan wilayah sekitarnya. Guna memperoleh sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan mereka, ISIS menjual minyak mentah milik kawasan tersebut dengan harga murah, sekitar US$ 20 per barel.

Menilik hal tersebut, negara Amerika Serikat (AS) dan Kanada turut banting harga minyak mentah agar dapat meraup pangsa pasar. Begitu pula dengan negara Timur Tengah dan Rusia. Mereka menggenjot produksi minyak dan ikut-ikutan mengobral harga minyak.

Walhasil, harga minyak pun terperosok kian dalam. Tingkat permintaan belum mampu menopang harga minyak karena dunia mengalami perlambatan ekonomi.

Apalagi ada ancaman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, paling cepat pada September 2015 mendatang. Jika rencana tersebut direalisasikan, baik harga batubara maupun harga minyak akan meluncur lebih dalam.

"Saya prediksi, akhir tahun 2015, harga batubara di kisaran US$ 45 per metrik ton," terkanya.


Maggie Quesada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×