kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zola Azaria, kaum milenial yang melek pasar modal


Rabu, 03 Januari 2018 / 16:18 WIB
Zola Azaria, kaum milenial yang melek pasar modal


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biasakan menabung sejak dini. Biasakan juga menabung saham sejak belia. Mewakili kaum milenial, adalah Zola Azaria, wanita muda yang mulai penasaran dengan saham sedari duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Sudah dari SMA, baca-baca KONTAN, setelah itu cari-cari sendiri di internet," ujar Zola kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Kebetulan, saat masih bersekolah, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membuka kelas sekolah pasar modal di Kota Padang, kota tempat dia tinggal. Zola memutuskan untuk ikut.

Menurutnya, menarik juga kalau bisa terlibat secara langsung dalam dunia saham yang sama sekali tidak dia pahami. Setidaknya, lanjut Zola, dia jadi memiliki pengalaman berharga. "Apalagi anak seusia saya saat itu banyak yang tidak tahu tentang saham," imbuhnya.

Zola tidak hanya ingin sebatas tahu. Anak muda yang juga merupakan alumni dari Universitas Bina Nusantara (Binus) ini mempraktekan pengetahuannya berbekal riset sendiri ditambah pengetahuan dari sekolah pasar modal yang telah diikutinya. Kegiatan zola untuk berinvestasi saham terus berlanjut hingga saat ini.

Sepanjang 2017, Zola banyak mengakumulasi saham dari sektor keuangan dan infrastruktur. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Jasamarga Tbk (JSMR) menjadi yang paling favorit.

Zola memilih saham JSMR lantaran suka membeli saham perusahaan yang banyak memenangi tender proyek pemerintah. Saham disektor keuangan dia pilih karena banyak aksi korporasi stock split.

Sebagian saham miliknya sudah dijual. Tapi, masih ada saham yang masih dia simpan karena masih melihat adanya potensi kenaikan. Saham itu adalah, BBRI.

Semua transaksinya itu Zola lakukan dengan strategi yang dia dapat selama pengalamannya berinvestasi saham. Zola tak mau asal tergiur dengan potensi gain yang lebih tinggi. Pasalnya, semakin tinggi potensi gain, makin tinggi pula tingkat risikonya.

"Kalau sudah naik 5% harganya, saya pindah ke saham lain," kata Zola.

Zola belum bersedia membeberkan berapa jumlah portofolio sahamnya saat ini. Sebab, menurutnya, saat ini bukanlah untung yang dia kejar.

Yang penting, lanjut Zola, ketika analisa pribadinya soal potensi kenaikan harga saham terbukti benar, itu sudah cukup menggembirakan."Namanya juga anak muda, kadang dalam hal trading juga nyerempet-nyerempet risiko," akunya.

Meski demikian, dia tak menampik sudah merasakan manfaat dari investasi saham. Duit hasil profit taking sebagian Zola gunakan untuk membiayai kuliahnya. "Trading for living saja," imbuh Zola.

Zola mulai melirik saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk portofolio favoritnya tahun ini. "Analisa sederhana saja, sahamnya bluechip dan sedang terkoreksi dalam," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×