kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Karya siapkan obligasi Rp 7 triliun


Rabu, 17 Januari 2018 / 09:01 WIB
Waskita Karya siapkan obligasi Rp 7 triliun
ILUSTRASI. Arus kas BUMN karya tergerus


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terus mencari pendanaan baru. Emiten konstruksi pelat merah ini berencana menerbitkan surat utang pada tahun ini.

Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT, mengatakan, perusahaan ini memutuskan merilis obligasi senilai Rp 7 triliun. "Akan dilakukan secara bertahap, pada kuartal I dan kuartal III," ujarnya pada KONTAN, Selasa (16/1).

Obligasi ini merupakan sisa plafon penawaran umum berkelanjutan (PUB) III WSKT tahun 2017 senilai Rp 10 triliun. Penerbitan tahap pertama dengan nilai obligasi Rp 3 triliun telah dilakukan pada September 2017 lalu.

Dalam aksi korporasi tersebut, WSKT bekerjasama dengan PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Tunggul menambahkan, alokasi penggunaan dana hasil penerbitan surat utang itu relatif sama seperti tahap pertama. "Untuk investasi dan modal kerja," imbuhnya.

Rinciannya, sebesar 80% untuk modal kerja, terutama untuk pekerjaan konstruksi bangunan sipil, gedung serta rekayasa, pengadaan dan konstruksi (EPC). Sisa 20% lainnya untuk investasi di anak usaha dalam bentuk penyetoran modal.

Tunggul memastikan, penerbitan surat utang ini tidak menekan keuangan perusahaan. Sebab, rasio utang terhadap ekuitas (DER) WSKT hingga akhir Desember 2017 masih di bawah dua kali.

Usai penerbitan obligasi, ia yakin posisi DER WSKT masih aman. Pasalnya, ekuitas WSKT juga diprediksi akan meningkat lantaran ada akumulasi laba.

Berdasarkan laporan keuangan September 2017, WSKT diwajibkan membatasi DER tidak melebihi tiga hingga empat kali. Hal ini sesuai masing-masing perjanjian kewajiban dengan kreditur.

Bermodalkan dana ekspansi itu, WSKT berharap perolehan kontrak baru bakal lebih besar. Targetnya, tahun ini, nilai kontrak baru WSKT bisa mencapai Rp 70 triliun.

Ruang pendanaan

Adrianus Bias Prasuryo, Analis UOB Kay Hian, menilai, ruang WSKT mencari sumber dana baru tahun ini mulai terbatas. "Prospek pertumbuhan kinerja WSKT tahun ini akan dibatasi oleh neraca keuangan yang juga mulai terbatas," tulis Adrianus dalam riset 12 Januari lalu.

Dia mencatat, gross gearing WSKT telah mencapai 1,62 kali. Angka ini juga masih berpotensi meningkat karena tidak ada pembayaran turnkey yang signifikan sepanjang kuartal IV-2017.

Manajemen WSKT juga memprediksi total utangnya bisa mencapai Rp 57 triliun tahun ini. "Lebih tinggi dibanding perkiraan kami, Rp 50 triliun," imbuh dia.

Hitungan Adrianus, DER WSKT di 2018 bisa mencapai 2,3 kali. Meski masih di bawah level 3 kali, ini menunjukkan profil leverage WSKT mulai terbatas, terutama untuk mendanai proyek turnkey. "Kami akan kembali positif untuk WSKT jika ada perkembangan signifikan dari rencana divestasi tol," tandas Adrianus.

Hal ini pun menjadi alasan Adrianus menurunkan rekomendasi saham WSKT dari buy menjadi hold. Ia memberi target harga WSKT Rp 2.500 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×