kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street turun akibat tekanan sektor perbankan


Sabtu, 19 Mei 2018 / 06:31 WIB
Wall Street turun akibat tekanan sektor perbankan
ILUSTRASI. Seorang trader tertawa kegirangan di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat (AS) turun pada perdagangan terakhir pekan ini. Tiga indeks utama AS mencatat penurunan mingguan di tengah negosiasi perdagangan AS-China, kenaikan imbal hasil surat utang US Treasury dan kenaikan harga minyak.

Dow Jones Industrial Average kemarin ditutup flat pada 24.715,09. Indeks S&P 500 turun 0,26% ke 2.712,97. Nasdaq Composite turun 0,38% ke 7.354,34.

"Pasar menunggu arah pembicaraan perdagangan AS yang masih berlangsung dan investor pun cemas melihat kenaikan harga minyak," kata Oliver Pursche, vice chairman and chief market strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.

China membantah telah menawarkan paket untuk mengurangi defisit perdagangan AS hingga US$ 200 miliar. Tapi, pihak China mengatakan bahwa pembicaraan kedua pihak cukup baik. Sebelumnya, pejabat AS mengatakan bahwa China menawarkan paket ini pada Kamis malam waktu Washington DC.

Harga saham Boeing Co menanjak setelah adanya laporan ini. Pasalnya, Boeing merupakan salah satu perusahaan yang mencatat ekspor besar ke China. Perusahaan pesawat ini mencatat seperempat penjualan pesawat komersial ke China. Kenaikan harga saham Boeing hingga 2,1% inilah yang menyelamatkan Dow Jones dari penurunan seperti dua indeks lainnya.

Saham-saham perbankan AS seperti JPMorgan Chase, Citigroup, Bank of America, dan Wells Fargo turun di tengah prospek kenaikan suku bunga. Para investor mengungkapkan pesimisme bahwa sektor perbankan masih bisa tumbuh kecuali pertumbuhan kredit melaju lebih kencang atau aturan perbankan dilonggarkan lebih luas lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×