kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street solid ditopang data ekonomi, Nasdaq cetak rekor hari ketiga


Kamis, 07 Juni 2018 / 06:29 WIB
Wall Street solid ditopang data ekonomi, Nasdaq cetak rekor hari ketiga
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - NEWYORK. Indeks saham di Wall Street ditutup menguat pada Rabu (6/6) waktu Amerika Serikat. Saham sektor keuangan menjadi amunisi terbesar bagi reli indeks.

Mengutip Bloomberg, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 346,41 poin atau setara 1,40% ke level 25.146,39. Senada, indeks S&P 500 menguat 23,55 poin atau 0,86% menjadi 2.772,35.

Nasdaq bahkan memperbarui rekor penutupan tertinggi dengan kenaikan 51,38 poin atau 0,67% ke level 7.689,24. Indeks ini sudah mencetak rekor tertinggi tiga hari berturut-turut.

Pasar saham AS menguat lantaran investor merespons data ekonomi yang kuat, sehingga menepis kekhawatiran mengenai perang dagang. Defisit perdagangan AS pada April lalu secara tak terduga turun ke level terendah tujuh bulan. Data ini mendukung prospek percepatan pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal kedua.

Sektor keuangan di S&P naik paling signifikan. Saham perbankan menguat seiring kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mendekati level tertinggi dua minggu di 2,98%. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi cenderung akan menyokong laba bank.

Co-chief investment officer OakBrook Investments LLC, Janna Sampson seperti dilansir Reuters, Rabu (6/6), menilai data ekonomi dan berita perdagangan sebagai alasan penguatan pasar yang lebih luas.

Sementara, Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow di akhir perdagangan Rabu, mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump akan bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau selama KTT G7 pada minggu ini. Menurut Kudlow, Trump tidak akan mundur dari kebijakan yang sudah ditetapkan terkait perdagangan, termasuk tarif impor. Komentar itu muncul untuk menenangkan investor.

Laporan sebelumnya mengutip sumber mengatakan, pejabat AS menimbang tawaran dari China untuk mengimpor tambahan barang AS senilai US$ 70 miliar selama setahun, karena Beijing mencoba untuk meredakan potensi perang perdagangan.

"Retorika perdagangan sekali lagi muncul. Ini adalah ancaman proteksionisme yang terus menerus muncul, namun itu berlalu lagi," kata Mona Mahajan, Pakar Strategi Investasi AS di Allianz Global Investors, seperti dilansir Reuters, Rabu.

Minggu lalu, Trump menetapkan berlakunya tarif impor baja sebesar 25% dan aluminium 10% terhadap Kanada, Uni Eropa dan Meksiko. Kemudian, Meksiko membalas dengan mengenakan tarif impor terhadap produk-produk Amerika seperti baja dan babi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×