kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street naik tajam saat badai mereda


Selasa, 12 September 2017 / 06:25 WIB
Wall Street naik tajam saat badai mereda


Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Pasar saham Amerika Serikat di Wall Street naik tajam, Senin (11/9), karena kekhawatiran terhadap Badai Irma mereda. Bahkan, indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi.

Mengutip CNBC, indeks S&P 500 naik 26,68 poin atau 1,08% ke level 2.488,11. Ini rekor penutupan baru, sekaligus kenaikan harian terbaik sejak 24 April lalu.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) bahkan melesat 259,58 poin atau 1,19% menjadi 22.057,37. Ini tercatat sebagai kenaikan tertajam sejak 1 Maret 2017. Laju Dow Jones terutama didukung saham Goldman Sachs, Apple, 3M dan perusahaan asuransi Travelers Cos.

Selanjutnya, Nasdaq Composite melompat 72,07 poin atau 1,1% ke posisi 6.432,26. Indeks didukung saham-saham teknologi kelas kakap, termasuk Apple.

Kekuatan Badai Irma sudah berangsur-angsur mereda dan telah diturunkan ke kategori 1 atau badai tropis. Lonjakan badai juga jauh lebih kecil dari perkiraan National Hurricane Center. Akhir pekan lalu, Badai Irma sempat mencapai kategori 5 alias skala topan melanda pantai Florida, AS.

Pasar merespon spositif, karena kerusakan yang ditimbulkan Badai Irma sepertinya tidak seburuk yang dikhawatirkan. Senin, AIR Worldwide memperkirakan kerugian yang diasuransikan industri akibat Badai Irma berkisar US$ 20 miliar hingga US$ 40 miliar, di bawah perkiraan awal.

"Kami rasa kerugian bisa berada di batas kisaran bawah, karena badai melemah lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Sarah DeWitt, Analis JPMorgan dalam catatan, Senin, seperti dilansir CNBC.

Sebelumnya, badai telah menekan pasar, karena investor mengkhawatirkan dampak dari bencana alam ini, terutama terhadap industri asuransi dan maskapai penerbangan.

"Badai Irma sangat berat, tapi sepertinya tidak seburuk yang diperkirakan," kata Randy Frederick, Wakil presiden bidang perdagangan dan derivatif di Charles Schwab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×