kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Valuasi KBLI menarik, target harga Rp 1.020


Selasa, 28 Maret 2017 / 16:41 WIB
Valuasi KBLI menarik, target harga Rp 1.020


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penjualan PT KMI Wire and Cable TBK (KBLI) sepanjang tahun 2016 naik i5,4% menjadi Rp 2,8 triliun dibanding penjualan tahun sebelumnya Rp 2,6 triliun. Penjualan KBLI masih ditopang oleh penjualan di dalam negeri sebesar 98,4%.

Penjualan KBLI sebagian besar atau 40% kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yakni Rp 1,1 triliun. Angka tersebut naik 84% dibandingkan penjualan  tahun sebelumnya Rp 613,5 miliar.

Sementara jumlah laba komperhensif tahun berjalan 2016 sebesar Rp 322 miliar, naik 178% dibandingkan tahun 2015 senilai Rp 116 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya menyebutkan, valuasi KBLI saat ini masih sangat menarik meskipun harga saham telah naik 67%. Hal ini berdasarkan banyaknya permintaan PLN akan kabel alumunium yang digunakan untuk mentransmisikan listrik dari pembangkit listrik.

“Pesaing KBLI sangat sedikit, dan kemampuan perseroan untuk mempertahankan marjin karena perseroan memproduksi kabel berdasarkan order. Kemungkinan besar valuasi KBLI akan rerating,” ujarnya dalam riset, 9 Maret 2016.

Menurut Christine, kontribusi PLN sepanjang tahun 2016 lebih dua kali lipat dibandingkan kontribusi pada 2014. Tahun ini proyek-proyek PLN akan berkontribusi sekitar 51% terhadap penjualan kabel KBLI. Dan net profit tahun ini diperkirakan tumbuh 18% mencapai Rp 354 miliar.

Dengan gambaran net profit tersebut, mengimpilikasikan PER 4,7 kali dan valuasi tersebut masih menarik. Selain itu KBLI diperdagangkan pada valuasi 71% lebih murah dibandingkan perusahaan sejenis seperti Schneider Electric SE, Omron Corp LS Industrial Systems Co Ltd, TBEA Co Ltd yang diperdagangkan rata-rata PE 16,7 kali.

“Menurut kami valuasi dapat rerating menuju +2 standar deviasi yaitu pada PE 11,6 kali dengan harga saham Rp 1.020 per saham,” kata Christine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×