kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ubah fokus, TRAM ganti nama jadi Trada Alam Minera


Kamis, 19 Oktober 2017 / 14:49 WIB
Ubah fokus, TRAM ganti nama jadi Trada Alam Minera


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana akuisisi perusahaan tambang yang akan dilakukan emiten pelayaran PT Trada Maritime Tbk (TRAM) membuat perusahaan berencana untuk mengubah komposisi bisnis utamanya. Hal ini juga turut membuat perusahaan memutuskan untuk mengubah nama perusahaan.

Dalam acara rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Kamis (18/10), manajemen meminta persetujuan pemegang saham untuk mengakuisisi perusahaan tambang batubara PT Gunung Bara Utama (GBU) dan perusahaan jasa tambang PT Ricobana Abadi. Akuisisi ini turut membuat perusahaan berniat untuk mengubah komposisi bisnis perusahaan.

Sebelumnya, 100% komposisi bisnis perusahaan terdiri dari bisnis pelayaran. Setelah akuisisi ini, lini bisnis perusahaan jadi bertambah. Untuk itu, perusahaan berniat untuk mengubahnya menjadi 80% bisnis tambang dan 20% bisnis pelayaran.

Perubahan komposisi ini juga membuat perusahaan mengubah namanya dari PT Trada Maritime Tbk menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. "Untuk menyesuaikan bidang usaha pertambangan batubara, rapat ini ikut menyepakati perubahan nama perusahaan menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. Hal ini juga dilakukan untuk mengubah brand image perusahaan," kata Direktur TRAM Ismail Mahruf di Jakarta, Kamis (19/10).

Meski begitu, seluruh operasi bisnis tambang akan dilakukan oleh GBU yang nanti jadi anak usaha perusahaan secara tidak langsung lewat akuisisi saham PT Semeru Infra Energi dan PT Black Diamond Energi selaku pemegang saham GBU. Sementara operasional bisnis jasa pertambangan akan dilakukan Ricobana Abadi yang nanti dimiliki perusahaan lewat pengambilalihan induk usaha Ricobana, PT SMR Utama Tbk (SMRU).

TRAM akan membayar akuisisi ini dengan dana hasil penerbitan saham baru (rights issue) dan pinjaman dari UOB Kay Hian sebesar US$ 235 juta.

Namun dalam RUPSLB kali ini perusahaan tidak meminta persetujuan pemegang sahamnya untuk melakukan rights issue demi melancarkan usahanya untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan tersebut. "Kami akan meminta persetujuan itu di RUPSLB yang akan kami adakan pada 7 November 2017 mendatang," kata Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×