kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TPS Food produksi minuman Cappri-Sun di 2018


Selasa, 19 Desember 2017 / 19:36 WIB
TPS Food produksi minuman Cappri-Sun di 2018


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food) memang menghentikan bisnis beras. Tetapi divisi makanan perusahaan ini terus berekspansi.

Selama tahun 2017, perusahaan berkode AISA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini, meluncurkan sejumlah produk makanan (food) baru seperti Mie Kremezz Mie Goreng (Januari 2017), Ayam Jago Merah (Januari 2017),Tanam Jagung (Februari 2017), Bravo Ring Crunch (April 2017), Ayama Jago Biru (Mei 2017), Mie Kremezz Wave 2000 (Mei 2017) Taro Net Mix Teriyaki (Juni & Juli 2017) dan Taro Corn Puff (Juni 2017).

Tahun depan, ekspansi perusahaan terus berlanjut. Perusahaan telah bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman untuk memproduksi produk minuman merek Capri-Sun. Finance Coordinator TPS Food, Sjambirie Lioe mengatakan fasilitas pabrik untuk memproduksi Capri-Sun akan mulai beroperasi Januari atau Februari 2018.

“Fasilitas semua sudah komplet, terletak di sebelah pabrik kita yang lain (di Karanganyer, Jateng),”ujarnya saat paparan publik di Jakarta, Selasa (19/12).

Ada pun pangsa pasar yang disasar produk Capri-Sun menurut Sjambirie adalah anak-anak berusia 5-12 tahun dan ibu dengan anak usia 5-12 tahun. Hendra Adisubrata, CEO Food, TPS Food menjelaskan perusahaan mendapatkan lisensi Capri-Sun dari Jerman secara cuma-cuma selama lima tahun dan juga bantuan promosi (advertise).

“Untuk Capri-Sun, kita mendapatkan deal yang sangat baik sekali. Untuk lima tahun pertama, itu free license dan kita mendapatkan support untuk advertising,”ujar Hendara.

Setelah lima tahun, menurutnya baru akan dibicarakan kompensasi atas lisensi tersebut yang dibicarakan pada tahun ketiga setelah perusahaan mulai mengoperasikan pabrik Capri-Sun.

Perusahaan juga sudah membangun satu fasilitas pabrik di Karanganyer, Jawa Tengah dengan total investasi Rp 128 miliar. Rencananya, tahun ketiga atau tahun 2020, perusahaan akan menambah pabrik baru untuk Capri-Sun.
 

Hendra mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti kontribusi Capri-Sun untuk pendapatan perusahaan tahun depan karena saat ini pihaknya belum menentukan harga jual per kemasan.

Tetapi yang pasti, kapasitas produksi fasilitas yang ada saat ini sebesar 12.000 pouch (kemasan) per jam dengan utilisasi 70% pada tahun 2018 nanti dan waktu produksi selama 22 jam sehari.

“Harga jual berkisar antara Rp 5.500 sampai 6.000 per pouch-nya. Tapi kita belum tau apakah harga jualnya Rp 6.000 atau Rp 5.500,”ujarnya.

Terkait pendapatan perusahaan secara keseluruhan, Sjambirie Lioe mengatakan tahun ini tidak terlalu menggembirakan. “Secara keseluruhan, memang turun karena turunnya itu di komponen beras ini,”ujarnya.

Tetapi tahun depan, di luar bisnis beras yang sudah mulai distop, menurutnya penjualan perusahaan akan tumbuh sekitar 10-15%. Sjambirie mengatakan pendapatan yang hilang dari dihentikannya bisnis beras mencapai sekitar Rp 2 triliun.

Menurutnya, berbagai produk baru yang diluncurkan perusahaan memang tidak serta merta akan mengompensasi kehilangan pendapatan dari bisnis beras.”Butuh waktu yang cukup lama untuk mengompensasi kehilangan revenue itu,” ujarnya.

Ia optimistis, berbagai produk baru di bidang makanan yang telah diluncurkan akan tumbuh positif di tahun-tahun yang akan datang. “Tahun-tahun ke depan, TPS Food hanya tersisa food-nya saja dengan brand yang sangat bagus-bagus, walaupun kita lihat laporan FMCG itu tidak terlalu baik, tetapi ada hal-hal tertentu yang kita kerjakan, produk kita cukup mencolok, itu masih akan tumbuh,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×