kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

THR nonstop dari rekor bursa saham


Jumat, 23 Juni 2017 / 11:02 WIB
THR nonstop dari rekor bursa saham


Reporter: Dede Suprayitno, Riska Rahman | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Inilah tunjangan hari raya (THR) dari bursa saham. Sepanjang paruh pertama tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kinerja gemilang. Pada penutupan perdagangan semester I-2017, indeks harga saham mencapai level 5.829,71, rekor penutupan tertinggi IHSG sepanjang sejarah.

Bila dihitung sejak awal tahun, IHSG sudah naik 10,06%. Meski begitu, bila dibandingkan dengan bursa regional, kinerja IHSG terhitung standar. Maklum, beberapa bursa saham bahkan bisa mencetak kenaikan di atas 20% sejak awal tahun. Misalnya KOSPI yang naik 22,24% dan BSE Sensex yang naik 22,20%.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menyebut, rata-rata kenaikan harga tinggi dicetak saham lapis kedua dan ketiga. "Saham seperti ini mudah digerakkan, cukup dengan modal kecil. Otomatis fluktuasi saham seperti ini cukup tinggi," jelas dia, Kamis (22/6).

Saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencetak kenaikan harga tertinggi di semester satu, yakni 624,32%. Di posisi kedua adalah saham PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO), yang naik 604,32% sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Sementara saham LQ45 yang mencetak kenaikan tertinggi adalah saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Saham bank pelat merah ini naik 49,43%. Di posisi kedua ada saham PT XL Axiata Tbk, yang mencetak kenaikan 47,62% (lihat tabel).

Meski mudah mencari uang dari saham lapis dua dan tiga, Riska menyarankan investor jangan menaruh banyak uang di saham kecil ini. "Risikonya tinggi. Penguatan atau pelemahan saham ini tak didukung berita fundamental, sehingga orang yang berinvestasi di saham ini bisa rugi besar dalam waktu singkat," ujar dia.

Beda halnya dengan saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Pergerakan saham papan atas, seperti TLKM dan HMSP, cenderung lebih stabil.

Sepanjang semester pertama tahun ini, saham sektor perbankan tampak menjadi incaran pelaku pasar. Indeks sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia naik 16,98%.

Analis menilai ini lantaran membaiknya bisnis perbankan. Hingga Mei, pertumbuhan kredit perbankan sudah tembus double digit. "Artinya, sudah sesuai dengan ekspektasi Bank Indonesia, juga disertai kualitas membaiknya non performing loan," jelas Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital.

Sedangkan selama sebulan terakhir, saham sektor pertambangan menjadi buruan para pelaku pasar. Indeks sektor pertambangan di BEI naik 3,09% dalam sebulan terakhir. Sementara indeks sektor keuangan naik 2,27% di periode yang sama.

Secara umum, stempel investment grade atas peringkat utang Indonesia yang disematkan oleh Standard & Poor's (S&P) juga membuat pelaku pasar lebih optimistis terhadap prospek IHSG. Para analis pun masih optimistis indeks saham bisa mencapai 6.000 di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×