kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumber energi baru Indocement bisa jaga margin


Selasa, 15 Agustus 2017 / 22:55 WIB
Sumber energi baru Indocement bisa jaga margin


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perusahaan semen di Indonesia mulai menggunakan sumber energinya sendiri. Salah satunya adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang memiliki satu unit aero derivative gas turbines (ADGT) berkapasitas 73 MW.

Yuni Analis NH Korindo menganalisis langkah INTP menggunakan ADGT merupakan langkah awal dalam rangka diversifikasi sumber energi untuk kepentingan fasilitas produksi.

"Dalam jangka pendek, setidaknya, strategi ini bisa menghambat penurunan margin lebih lanjut," kata Yuni kepada KONTAN di Jakarta, Selasa (15/8). Sementara untuk jangka panjang apabila fasilitas ini diperluas penggunaanya, maka INTP akan memiliki keunggulan margin dibandingkan pesaingnya.

Maklum, INTP mengalami kecenderungan penurunan margin pada kuartal II 2017. "Angkanya turun menjadi 12,9%," kata Yuni. Selama empat kuartal terakhir INTP pun membukukan margin bersih lebih rendah dari 20%, sementara pada periode sebelumnya, margin bersih selalu lebih tinggi dari 20%.

Yuni menjelaskan penyebab turunnya margin karena ASP menurun dipicu peluncuran produk baru dengan harga jual lebih rendah dari produk INTP yang lama. Selain itu, tekanan datang dari biaya General and Administrative Overheads (G&A) yang secara tahunan biaya meningkat sebesar 4,7% di semester II 2017, meski INTP mengalami penurunan penjualan sebesar 16,9%.

Sementara beban penjualan di kuartal II 2017 juga meningkat sebesar 2,9% YoY. "Peningkatan beban penjualan memang tidak signifikan namun dengan kondisi penjualan yang menurun angka ini pasti membuat margin tertekan," kata Yuni.

Menurut Yuni Sebelum terjadi perubahan tren penurunan penjualan dan konsistensi perbaikan pangsa pasar hingga akhir tahun, Yuni merekomendasikan hold dengan target harga Rp 19.275 per lembar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×