kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi jangka menengah di LQ-45


Senin, 20 November 2017 / 06:30 WIB
Strategi jangka menengah di LQ-45


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham dalam daftar indeks LQ-45 konsisten mencetak return positif di setiap kuartal tahun ini. Saham-saham ini layak diperhatikan jika ingin berinvestasi jangka pendek ataupun menengah.

Beberapa saham yang konsisten tumbuh di setiap kuartal diantaranya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Sepanjang tahun ini, saham BRPT sudah tumbuh 197,61% dan UNTR 65,22%.

Meski demikian, tak semua saham dengan return tinggi bisa langsung dikoleksi. Pasalnya, sejalan dengan kenaikan harganya, valuasi saham-saham ini juga sudah terbilang mahal bagi investor jangka pendek dan menengah.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji menilai, kenaikan harga saham BRPT masih sesuai dengan kinerja fundamental perusahaan. Valuasi saham BRPT juga masih terdiskon dengan price to earning ratio (PER) sebesar 8,5 kali. Melihat weekly chart, Nafan menilai harga saham BRPT memang sangat bullish, harganya bertahan di atas moving average 20.

Otomatis BRPT berpotensi menuju level resistance pertama di harga Rp 2.300 per saham. Level resistance berikutnya di awal tahun depan berpotensi berada di level Rp 2.500 per saham.

"Bagi yang sudah punya saham ini, bisa maintain buy. Bagi yang belum punya, sebaiknya hold dulu, karena benar-benar uptrend," ujarnya, akhir pekan lalu. Ia menyarankan investor mencermati level support Rp 2.100 sebagai level yang dikuatkan untuk melakukan cicil beli BRPT.

Saham yang turun

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menghitung, target entry buy BRPT ada di bawah level Rp 2.000 per saham atau di kisaran Rp 2.050 per saham. Bisa profit taking jangka pendek di level Rp 2.200–Rp 2.250–Rp 2.300," tambahnya.

Aditya juga melihat prospek UNTR cukup positif. Menurut dia, bagi investor jangka panjang, saham UNTR masih bisa dikoleksi. Tapi, untuk jangka pendek, harus mencermati kapan waktu yang tepat untuk beli.

Pasalnya, saat ini pergerakan saham UNTR cenderung sideways. "Bisa buy on weakness saham ini di bawah harga Rp 32.000," tutur Aditya. Sampai akhir tahun, UNTR bisa dijual di atas moving average 20 atau di Rp 33.500–Rp 35.000 per saham.

Untuk investasi jangka menengah, investor dapat mencermati saham-saham perbankan karena banyak mendapat sentimen positif. Nafan memilih BBRI lantaran baru stock split dan masih dalam tren naik. Untuk jangka pendek, BBRI menuju Rp 3.370.

Sebaliknya, ada beberapa saham LQ-45 yang terus turun. Misalnya, PGAS, PTPP, dan WSKT. Menurut Aditya, turunnya saham PGAS disebabkan adanya tekanan dari laporan keuangan.

Sementara itu, saham WSKT dan PTPP diperberat oleh cashflow operating. Menurutnya, kinerja emiten properti dan pertambangan masih akan melemah. Sehingga, investor sebaiknya hold saham di sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×