kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Rejeki Isman bidik pendapatan 2018 naik 30%


Selasa, 23 Januari 2018 / 21:07 WIB
Sri Rejeki Isman bidik pendapatan 2018 naik 30%
ILUSTRASI. Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL)


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) optimistis target pendapatan tahun 2017 terlampaui. Tahun lalu, SRIL membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-12%. Sementara tahun ini, SRIL membidik pendapatan naik sebesar 30%.

Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam menyatakan, pada tahun lalu, SRIL membidik pendapatan sekitar US$ 745 juta sampai US$ 762 juta. Target tersebut dinilai sudah tercapai. "Sudah di atas US$ 762 juta, tapi untuk bottom line, belum ada gambaran. Intinya masuk proyeksi kami di 2017," katanya di Jakarta, Senin (22/1).

Nah, untuk tahun ini, SRIL mengaku lebih optimistis. Pasalnya, akan ada kontribusi tambahan dari dua perusahaan baru.

"Karena ada akuisisi, proyeksinya akan tembus di US$ 1 miliar, jadi naik top line di atas 30%. Yang pasti, penjualannya akan naik," kata Welly.

Sebagai catatan, SRIL memang tengah memproses akuisisi dua perusahaan tekstil, yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries Pte Ltd. Welly menyatakan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan beberapa persyaratan lain seperti akta jual beli. "Tanda tangan mungkin Februari ini," lanjutnya.

Lanjutnya, total penjualan kedua perusahaan tersebut US$ 180 juta sampai US$ 200 juta. Jika proyeksi penjualan tersebut dikonsolidasikan dengan SRIL, maka pendapatan SRIL akan terdongkrak. "Kami akan mulai konsolidasikan tahun ini," imbuhnya.

Potensi kedua perusahaan diperkirakan bisa memberikan kontribusi sekitar 20% dari target pendapatan 2018. Kedua perusahaan yang diakuisisi tersebut memiliki penjualan ke pasar ekspor sebesar 70%. Hal ini juga sekaligus menambah porsi ekspor pasar SRIL nantinya.

Penambahan dua perusahaan itu nantinya, juga membuat SRIL memiliki 1 juta mata pintal (spindle). Sementara, kebutuhan benang di Indonesia dengan populasi saat ini sekitar 3,5 juta mata pintal. "Berarti kami sudah sekitar 30%," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×