kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak cara menghindari emiten tak sehat


Rabu, 22 November 2017 / 22:05 WIB
Simak cara menghindari emiten tak sehat


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi, emiten di Bursa Efek Indonesia dinyatakan pailit. Teranyar, PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sebelumnya, PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (dahulu Cipaganti) juga lebih dahulu dirundung kepailitan.

Menghindari berinvestasi pada emiten yang diambang kepailitan, financial expert Universitas Prasetya Mulia Lukas Setia Atmaja menyarankan investor mencermati kondisi keuangan emiten.

Menurutnya, kondisi keuangan emiten sebenarnya bisa dianalisis dari beberapa aspek. Misalnya, apakah dia mampu menghasilkan laba? Jika laba sudah berkurang, apalagi sampai rugi, sudah menjadi indiktor bahwa kondisinya kurang bagus.

Utang yang besar juga bisa jadi indikasi. “Jika kondisinya sudah demikian, jangan dibeli. Jika sudah masuk, bisa dilepas,” tutur Lukas, Selasa (22/11).

Kalau untuk investasi, lanjut Lukas, hal pertama yang dilihat, apakah perusahan itu dikelola oleh manajemen yang baik. Telusuri orang-orang yang duduk di jajaran direksi dan komisaris. Pastikan mereka profesional, dalam artian punya kompetensi dan integritas.

Kedua, ia menyarankan untuk melihat kemampuan finansial perusahaan. Aspek ini bisa dinilai dari kemampuan menghasilkan laba, besaran belanja modal atau capital expenditure (capex), kemudian struktur modal. Efisiensi yang dilakukan perusahaan juga harus jadi perhatian.

Dalam hal ini, menurut Lukas, carilah perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang tidak hanya tinggi, tapi juga konsisten. Perusahaan yang bagus memberikan pertumbuhan laba tinggi.

Lainnya, likuiditas dari saham juga perlu dicermati. "Apakah sahamnya likuid atau tidak? Lalu, apakah perusahaan memiliki tata kelola yang baik atau tidak? paparLukas. Hal ini juga terkait dengan reputasi perusahaan. Perusahaan yang banyak kasus mesti dihindari.

“Sebenarnya semua sektor prospektif secara bisnis. Semua saham bagus. Hanya saja, memang ada sektor yang menawarkan return tinggi tapi juga volatilitas yang tinggi. Tapi, ada juga sektor defensif, yang cenderung aman.

Ada baiknya juga memperhatikan sektor saat memilih saham. Untuk jangka panjang, menurut Lukas, investor dapat mencari emiten yang produknya relatif dibutuhkan oleh banyak orang. Namun, pemilihan sektor juga bergantung pada tujuan investasi, tentunya dengan pertimbangan return dan risiko.

“Kalau memang orang yang ingin cuan tinggi dan risiko besar, bisa gunakan gaya value investing, misalnya berinvestasi pada saham midcap dan small cap. Ada juga yang tidak nyaman dengan risiko tinggi itu, masuk di saham blue chip,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×