kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah saham naik tajam, apa pemicunya?


Rabu, 24 Januari 2018 / 21:44 WIB
Sejumlah saham naik tajam, apa pemicunya?
ILUSTRASI. Layar Elektronik Pergerakan Saham di BEI


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara year to date (ytd), IHSG mencetak pertumbuhan 4,09%. Di balik indeks yang bullish ini, ada sejumlah saham yang mencatatkan pertumbuhan fantastis. Meski bulan pertama tahun ini belum berakhir, pertumbuhan saham ini sudah double digit.

Diantaranya saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang tumbuh 53,71%, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) naik 42,13%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 35,37%, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melesat 31,18%.

Selain itu, saham PT Timah Tbk (TINS) naik 25,81%, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 34,19%. Saham tersebut mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi dari IHSG. Saham ini, juga menjadi perhatian pelaku pasar atas aksi koproasi yang belakangan terjadi.

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas mencermati, kenaikkan harga saham PGAS disebabkan adanya kepastian pembentukkan holding BUMN. Di mana PGAS akan mengakuisisi Pertagas. "Langkah ini sangat vital karena akan meningkatkan kinerja PGAS ke depannya," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1).

Sementara kenaikkan harga saham MEDC disebabkan faktor eksternal, yakni harga minyak dunia naik signifikan, yakni di atas ekspektasi pelaku pasar global. Faktor kesepakatan OPEC dalam menstabilkan harga minyak dunia merupakan faktor yang paling utama. Faktor internal lebih dipengaruhi oleh komitmen MEDC dalam menggenjot produksi minyak, terutama dari South Natuna Sea Block B.

Nafan menambahkan, kenaikan PTBA disebabkan emiten ini sangat fokus pada permintaan domestik di mana permintaannya akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya proyek pembangkit listrik. Apalagi stabilitas harga komoditas dunia, di mana salah satunya didukung oleh kenaikan harga batubara turut memberikan katalis positif bagi pertumbuhan harga saham PTBA ini.

"Untuk strategi pengembangan bisnis ke depannya, PTBA akan memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang di Sumatra Selatan dengan kapasitas 2x260 MW," tambahnya.

Untuk ADRO, merupakan perusahaan tambang batubara, yang gencar melakukan ekspansi bisnis dalam mengembangkan proyek pembangkit listrik. Perseroan ini masih mengerjakan dua proyek pembangkit listrik. Pertama, proyek power plant Tanjung Power Indonesia berkapasitas 200 megawatt (MW) di Kalimantan Selatan. Kedua, proyek pembangkit listrik Batang dengan kapasitas 2.000 MW.

Untuk pasar ekspor, ADRO juga merambah ke Asia Timur terutama Jepang dan Tiongkok. Apalagi stabilitas harga komoditas dunia, di mana salah satunya didukung oleh kenaikan harga batubara dunia turut memberikan katalis positif bagi pertumbuhan harga saham ADRO ini.

Sedangkan kenaikkan harga saham TINS disebabkan stabilitas harga komoditas timah dunia. Selain itu, rata-rata harga jual TINS meningkat lebih dari 20% menjadi US$ 20.000-US$ 23.000 per metrik ton sepanjang 2017 dari sebelumnya sekitar US$ 18.000 per metrik ton pada 2016, sehingga mendorong kenaikan kinerja fundamental perusahaan.

"Untuk kenaikkan harga saham WIKA dipengaruhi oleh kepastian adanya ketersediaan sumber pendanaan dalam rangka mengembangkan infrastruktur strategis," lanjutnya.

Nafan merekomendasikan hold saham PGAS dengan target harga Rp 2.940, hold saham MEDC dengan target Rp 1.610. Juga hold PTBA dengan target harga Rp 3.780, hold ADRO dengan target harga Rp 2.600, hold TINS dengan target harga Rp 1.290, dan hold WIKA dengan target harga Rp 2.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×