kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Samudera Indonesia perluas layar bisnis di 2015


Jumat, 24 April 2015 / 15:16 WIB
Samudera Indonesia perluas layar bisnis di 2015


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) memiliki berbagai rencana ekspansi di tahun ini. Salah satunya yakni dengan menambah kapal baru yang diperuntukan untuk menunjang beberapa proyek yang siap dilaksanakan.

Bani Mulia, Managing Director SMDR mengatakan di tahun ini, perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan angkutan kapal tersebut setidaknya akan menambah minimal lima kapal baru di tahun ini. Jenis kapal yang akan dibeli adalah terdiri dari angkutan LNG, tanker minyak, dan angkutang container. Nah, Untuk merealisasikan rencana itu, SMDR telah menganggarkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 120 juta.

Jenis kapal tersebut memang disesuaikan dengan proyek perusahaan yang siap untuk digarap. Jenis LNG misalnya, SMDR akan menggunakan kapal tersebut untuk melayani anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Indonesia Power di Bali. Dimana, SMDR akan mendukung program Indonesia Power yang berniat mengonversi pembangkit listrik di Bali dari sebelumnya berbahan bakar diesel menjadi gas. "Nantinya, kami akan ikut sebagai penyedia transportasi untuk membawa LNG-nya dari Bontang ke Bali," ucap Bani kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Bahkan ia berencana untuk mendirikan satu anak usaha baru untuk menangani khusus proyek tersebut. "Karena kami percaya, proyek ini akan berlanjut di kota-kota lain tak hanya Bali saja," lanjut dia. Direncanakan proyek tersebut akan terealisasi di akhir tahun ini. Namun sayangnya, ia tak menyebutkan berapa nilai kontrak dari proyek tersebut. Bani hanya bilang, untuk tahap awal, SMDR akan menyediakan 2 kapal LNG. Untuk satu kapal LNG membutuhkan dana sekitar US$ 70 juta.

Lantaran didukung dengan adanya proyek baru, ia berharap di tahun ini kinerja perusahaan akan lebih membaik dibandingkan tahun lalu. Sayangnya, Bani tak menyebutkan rincian pertumbuhan tersebut.

Namun jika menilik, laporan keuangan perusahaan di tahun lalu, pendapatan SMDR menurun 5,07% dibandingkan tahun 2013 menjadi US$ 510,27 juta. Meski menurun, laba perusahaan justru melejit hingga 119,68% secara year on year (yoy) menjadi US$ 16,09 juta di sepanjang 2014.

Penurunan yang terjadi di tahun lalu itu diakui Bani, karena para distributor yang mengambil sikap wait and see saat tahun pemilu lalu dengan menahan barang. "Sehingga volume di tahun lalu cenderung flat," tukas Bani. Sementara, kenaikan laba yang signifikan itu didorong oleh perusahaan yang sejak 2013 lalu rajin melalukan optimalisaai rute kapal.

Tak hanya dari proyek yang akan segera dijalankan, SMDR di 2015 ini mendapat berkah dari penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, hal tersebut berpengaruh pada beban operasional perusahaan yang juga ikut turun. Maklum, kontribusi bahan bakar minyak terhadap beban perusahaan cukup besar yakni 40%.

Terlepas dari itu, Bani bilang mengenai rencana pemerintah yang ingin menggenjot sektor maritim belum dapat dirasakan penuh saat ini. Pasalnya, baru beberapa regulasi pemerintah saja yang baru terealisasi. Seperti, penghapusan sertifikasi kapal dari Biro Klasifikasi Indonesia. "Efeknya jelas positif tapi belum signifikan," jelasnya.

Menyasar usaha properti

Kedepannya, SMDR memiliki rencana untuk mengkomersilkan lini bisnis properti. Sekedar tahu saja, SMDR saat ini memiliki sepuluh lini bisnis yakni, shipping, logistic, agencies, stevedoring, shipyard, terminal, salvage, energy, property dan services.

Adapun lini bisnis ini dibentuk untuk memfungsikan aset perusahaan dengan mengoptimalkan tabungan lahan atau land bank perusahaan yang ada. Seperti membangun perumahan yang dikhususkan untuk karyawan. "Memang, selama ini pembangunan perumahannya hanya dikhususkan untuk karyawan," tambah Bani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×