kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham kapitalisasi besar jagoan para analis


Senin, 14 Agustus 2017 / 11:13 WIB
Saham kapitalisasi besar jagoan para analis


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Kondisi geopolitik di kawasan Asia boleh saja memanas akibat krisis di Korea Utara (Korut). Hanya investor global nampaknya tetap siap berburu saham yang berpotensi mencetak kenaikan harga saham nan tinggi.

Survei Bloomberg kepada para analis pada bulan Agustus 2017 menyebut, ada 20 emiten dengan nilai pasar minimal US$ 4 miliar di Asia Tenggara diprediksi akan menjadi motor pemberi gain di emerging market.

Dari 20 emiten, posisi puncak ditempati oleh Charoen Pokphand Foods. Perusahaan milik miliarder Thailand Dhanin Chearavanont ini diprediksi mencetak gain 29,2% dalam 12 bulan ke depan. "Ekspansi gerai ritel CP Group terbukti mampu jaga stabilitas harga pangan dan daging," ujar Jitra Amornthum, analis Finansia Syrus Securities, seperti ditulis Bloomberg, (10/8).

Dari Indonesia, emiten Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), Astra International (ASII) serta Indofood Sukses Makmur (INDF) turut masuk jajaran 20 besar emuten yang diproyeksi mencetak gain tinggi di setahun mendatang.

Dari tiga saham tersebut, hanya INDF yang harga sahamnya naik positif 7,06% sejak akhir tahun 2016 ke Rp 8.250 per saham, pada Jumat (11/8).Adapun harga saham HMSP anjlok 9,51% dari akhir tahun lalu jadi Rp 3.370. Sementara ASII turun 4,85% ke level 7.775.

Sebastian Tobing, Kepala Riset Trimegah Sekuritas Indonesia berpendapat, tekanan harga HMSP terimbas perlambatan ekonomi Indonesia. "Efek pelemahan daya beli masyarakat bawah sudah mulai terlihat dari penurunan pendapatan perusahaan rokok," tandas Sebastian, kepada KONTAN, Minggu (13/8) .

Pun dengan ASII yang membukukan penurunan penjualan kendaraan mobil murah (LCGC). Di sisi lain, kehadiran XPander Mitsibishi bisa menyaingi Astra di kelas low MPV. "Untuk saat ini, saya lebih merekomendasikan saham bank, seperti BBCA yang punya keunggulan cost of funding" imbuh Sebastian.

Akhmad Nurcahyadi, analis Samuel Sekuritas, dalam risetnya 31 Juli lalu, menetapkan target harga Rp 4.390 bagi HMSP. Ini artinya, masih ada potensi gain 30,27% dari penutupan akhir pekan lalu di level Rp 3.370 per saham.

Meski penjualan hingga medio 2017 turun 13,2%, namun HMSP tetap mampu menjaga marjin. "Ini indikasi daya tahan HMSP di tengah industri yang masuk masa sunset," jelas Achmad. HMSP sampai kini juga mampu menjaga porsi pangsa pasarnya di 32,8%.

Adapun ASII, menurut prediksi Akhmad, berpotensi melaju ke level Rp 9.000 per saham. Perbaikan harga CPO mampu menopang divisi perkebunan Grup Astra tersebut. Demikian juga laba di bisnis jasa keuangan Astra, per Juni lalu sukses tumbuh 62%.

Riset Mandiri Sekuritas, seperti ditulis Adrian Joezer dan Lakshmi Rowter membidik harga INDF di level Rp 10.150. INDF dinilai terbukti mampu melindungi dari penurunan marjin, kala harga bahan baku rokok melonjak. Marjin INDF tahun ini diprediksi ada di level 28,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×