kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Roda bisnis emiten sektor otomotif berputar pelan


Senin, 11 Desember 2017 / 07:55 WIB
Roda bisnis emiten sektor otomotif berputar pelan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah daya beli masyarakat yang lesu, penjualan mobil secara nasional masih stabil. Namun, penjualan sepeda motor memasuki tren penurunan. Analis memprediksi, pertumbuhan sektor otomotif cenderung bergerak mendatar.

Data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan, penjualan mobil nasional pada Oktober 2017 mencapai 94.352 unit, naik 7,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan penjualan Januari–Oktober mencapai 898.163 unit, naik 2,08% dari periode yang sama tahun lalu.

Penjualan motor berdasarkan data Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada Oktober 2017 mencapai 579.552 unit, naik 6% dari bulan sebelumnya. Tapi di 10 bulan pertama 2017, penjualan motor turun 0,05% dari periode sama tahun lalu jadi 4,91 juta unit.

Analis BNI Securities Thennesia Debora memandang, outlook sektor otomotif cenderung netral untuk akhir tahun hingga 2018. Ia mengkhawatirkan, sektor otomotif akan semakin tertekan karena adanya potensi oversupply tahun depan.

"Produksi terus meningkat di sektor otomotif, tetapi daya beli masyarakat di sektor ini cenderung turun, khususnya pada motor," kata Thennesia, Jumat (8/12). Menurut dia, penjualan motor turun karena kini masyarakat cenderung beralih dari motor ke mobil low cost and green car (LCGC) yang harganya sekitar Rp 100 juta hingga Rp 200 juta.

Thennesia memperkirakan penjualan motor dan mobil secara nasional di 2018 akan cenderung datar. Maklum, sentimen positif bagi sektor otomotif masih minim. Apalagi, persaingan di sektor ini semakin ketat karena munculnya pemain baru, seperti Wuling. "Hal ini bisa menekan margin, di antaranya karena kenaikan biaya marketing," kata Thennesia.

Di sisi lain, analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, data penjualan mobil secara nasional tumbuh karena diuntungkan dengan maraknya transportasi online. "Tahun ini dan 2018 transportasi online masih akan berkembang untuk mendongkrak pembelian mobil," kata dia.

Namun, mulai berkembangnya infrastruktur dan transportasi umum yang dibangun pemerintah bisa membuat segmentasi produsen otomotif semakin kecil. "Transportasi umum jadi tantangan, segmentasi jadi kecil hanya pada masyarakat menengah ke atas, karena masyarakat menengah dan menengah ke bawah lebih memilih transportasi umum," kata William.

Sentimen positif lain yang bisa jadi peluang sektor otomotif adalah ekspansi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Tiap ekspansi pasti membutuhkan pembelian mobil untuk berbagai kebutuhan.

Pertumbuhan penjualan sektor otomotif yang meningkat juga akan berdampak positif pada sektor turunan otomotif, seperti PT Gajah Tunggal (GJTL) dan PT Selamat Sempurna (SMSM). Tapi Thennesia bilang, prospek sektor turunan juga dipengaruhi harga karet dan produk impor. Maka nilai tukar rupiah bakal mempengaruhi performa emiten tersebut.

Di tengah perlambatan penjualan mobil dan motor, PT Astra International Tbk (ASII) menjadi jagoan Thennesia. Alasannya, pertumbuhan penjualan mobil keluaran Astra lebih tinggi dari pada pertumbuhan penjualan mobil nasional. Thennesia memprediksi pendapatan ASII di 2018 mencapai Rp 193,7 triliun dan laba bersih Rp 16,1 triliun.

William optimistis prospek sektor otomotif pada 2018 masih positif karena transportasi darat sangat dibutuhkan masyarakat. Saat ini emiten jagoan yang dipilih William adalah ASII. Kendati begitu, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) kini memiliki varian produk yang beragam dan diterima pasar. Ini bisa menjadi peluang untuk menumbuhkan kinerja tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×