kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Return moncer ETF Indonesia State-Owned Componies


Senin, 27 Juni 2016 / 20:40 WIB
Return moncer ETF Indonesia State-Owned Componies


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Exchange traded fund (ETF) diprediksi membagikan return moncer tahun ini. Salah satunya, ETF Indonesia State-Owned Companies yang diperkirakan bisa membagikan return dikisaran 11,5%-15,1% hingga akhir tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo. Menurut Beben, kinerja produk tersebut ditopang oleh gemuknya porsi saham yang mencapai 96,34%.

"Berdasarkan top lima saham dalam ETF tersebut, dapat dianalisis prospek hingga akhir tahun masih cukup baik mengingat saham tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dan pola hidup masyarakat," ujar Beben, Senin (27/6).

Menilik fund factsheet Mei 2016, reksadana ini memutar sebagian besar pada aset dasar sebesar 96,34%. Sedangkan sisanya pada kas.

Berdasarkan alokasi aset, mayoritas ditempatkan pada sektor keuangan sebesar 31,30%, properti 30,35% dan infrastruktur 22,82%. Lalu, sektor pertambangan 4,94%, industri dasar 3,58% serta industri barang konsumsi 3,55%. Lima efek besar dalam ETF ini antara lain saham WSKT, TLKM, BBTN, BBRI dan PTPP.

Beben menuturkan saham WSKT dan PTPP akan tumbuh ditopang pembangunan infrastruktur. Demikian juga dengan BBTN yang dipicu oleh program pemerintah terkait kesejahteraan papan bagi masyarakat ditambah adanya kelonggaran loan to value (LTV). "Pemangkasan BI rate oleh BI berpotensi mendorong meningkatnya kredit rumah (KPR)," tambah Beben.

Sedangkan TLKM bakal ditopang oleh meningkatnya kebutuhan telekomunikasi, kuota atau paket internet yang saat ini sudah menjadi kebutuhan serta menjamurnya transportasi.

Namun demikian, saham BBRI diprediksi masih akan tertekan seiring sektor perbankan yang masih sulit keluar dari bayang-bayang OJK terkait dengan pembatasan net interest margin (NIM). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×