kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,48   9,13   0.98%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Retail melemah, yen tak bisa ungguli dollar AS


Rabu, 29 Juli 2015 / 20:28 WIB
Retail melemah, yen tak bisa ungguli dollar AS


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rilis data ekonomi Jepang yang negatif tenggelamkan yen di hadapan the greenback. Mengutip Bloomberg, Rabu (29/7) pukul 17.15 WIB pasangan USD/JPY naik tipis 0,02% ke level 123,58 dibanding penutupan hari sebelumnya.

Yen tertekan rilis data penjualan ritel Jepang Juni 2015 yang merosot tajam menjadi 0,9% dari bulan sebelumnya mengalami kenaikan 3%.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menuturkan, saat ini pelaku pasar jelas berfokus pada rilis pernyataan FOMC Kamis (30/7) dini hari nanti. Ini yang membuat pergerakan USD/JPY cenderung stagnan meski masih mampu mempertahankan posisi menguat tipis.

“Sayangnya, rilis data Jepang buruk sehingga yen tidak bisa memanfaatkan peluang ungguli dollar AS selagi pasar wait and see,” papar Wahyudi. Pergerakan USD Rabu (29/7) memang cenderung tertekan. Ini terlihat dari index USD yang turun 0,18% di level 96,59. Pelaku pasar mengantisipasi apapun pernyataan yang dilayangkan oleh FOMC.

Kamis (30/7), Wahyudi memprediksi peluang USD/JPY mempertahankan penguatan jika pernyataan FOMC dini hari nanti hawkish“Yang penting itu kapan pastinya The Fed rate naik, sinyal kejelasan September atau Desember 2015 dan berapa persen kenaikannya,” kata dia.

Sedangkan jika sebaliknya, maka bisa dipastikan the greenback akan terseret yen. 

Jika The Fed kembali tidak memberikan kepastian, maka hal itu akan menekan posisi dollar AS karena pasar bisa kembali pesimis. Selain itu, tekanan dollar bisa lebih terbuka karena jika melihat pada rilis data prelim industrial production Jepang Juni 2015 diprediksi positif menjadi 0,4% dari sebelumnya minus 2,1%. Ditambahkan Wahyudi, yang terpenting adalah FOMC. Pergerakan yen hanya akan cenderung mengikuti hasil FOMC. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×