kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana Prospera Saham SMC melonjak 24,2% sejak awal tahun


Rabu, 01 Agustus 2018 / 20:47 WIB
Reksadana Prospera Saham SMC melonjak 24,2% sejak awal tahun
ILUSTRASI. Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana Prospera Saham SMC milik Prospera Asset Management mencatatkan kinerja di atas rata-rata resksadana saham per Juli 2018. Sejak awal tahun hingga Juli 2018 reksadana ini berkinerja 24,2% dan menempati posisi kelima dalam daftar kinerja reksadana saham.

Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana saham di periode yang sama masih turun 4,24%. Sedangkan kinerja Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) juga masih turun 6,60%. Namun, kinerja reksadana Prospera Saham SMC mampu mengungguli acuan tersebut.

Michael Tanjung Equity Portofolio Manager Prospera Asset Management mengatakan pemilihan saham difokuskan pada saham yang memiliki sedikit korelasi dengan risiko pasar. Sehingga, reksadana ini bisa menghasilkan imbal hasil yang signifikan ketika pasar koreksi. Memang terbukti saat ini beberapa saham big caps atau berkapitalisasi besar mengalami koreksi yang cukup besar seiring dengan pelemahan IHSG belakangan ini.

Saat ini nilai tukar rupiah masih melemah terhadap dollar AS. Oleh karena itu, Michael mengatakan akan fokus memilih saham yang berkorelasi langsung dengan risiko nilai tukar. Alhasil, Michael lebih memilih saham yang banyak melakukan ekspor agar pendapatan emiten tersebut tidak terganggu dengan penguatan dollar AS. Saham yang menjadi alokasi aset terbesar diantaranya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).

Ke depan strategi pemilihan saham pada reksadana ini akan tetap memilih saham big cap seiring IHSG yang berbalik mulai pulih dan menambah porsi pada saham big cap terutama di sektor perbankan. Michael mengatakan, pihaknya menjaga posisi cash di atas 10% untuk mengantisipasi volatilitas market dan menjaga tingkat likuiditas.

Dengan begitu, reksadana ini bisa berkinerja optimal ditengah volatilitas pasar yang tinggi dan dapat mempersiapkan likuiditas pada reksadana ini. Sementara, saham sektor konsumer masih Michael hindari karena valuasi tinggi dan tidak menunjukkan pertumbuhan kinerja.

Seiring dengan ekonomi dalam negeri akan bertumbuh karena didukung konsumsi domestik yang juga bertumbuh jelang Pemilu 2019, Michael memproyeksikan reksadana saham di Prospera Asset Management masih akan tumbuh 10% hingga 15% diakhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×