kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana anyar didominasi jenis terproteksi dan pasar uang


Senin, 09 April 2018 / 20:56 WIB
Reksadana anyar didominasi jenis terproteksi dan pasar uang
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya penerbitan produk reksadana baru mulai terlihat pada awal tahun ini. Berdasarkan data Statistik Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada 72 reksadana baru yang terbit hingga akhir Maret 2018.

Di penghujung tahun 2017, total reksadana yang beredar sebanyak 1.777 produk. Per 29 Maret, jumlahnya bertambah menjadi 1.849 produk.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebut, jenis reksadana baru yang paling banyak terbit sejak awal tahun ini adalah reksadana terproteksi dan pasar uang.

Menurut data Infovesta, hingga Jumat (6/4), total reksadana terproteksi bertambah dari 625 produk pada akhir 2017 menjadi 646 produk. Artinya, ada 21 produk reksadana terproteksi anyar yang meluncur hingga akhir Maret kemarin.

Sementara, reksadana pasar uang tercatat sebanyak 143 produk. Sejak awal tahun ini, ada 11 reksadana pasar uang baru yang sudah terbit di pasar.

Dari segi dana kelolaan, reksadana pasar uang juga mencatat pertumbuhan yang signifikan. Hingga Februari lalu, dana kelolaan reksadana pasar uang tercatat sebesar Rp 66 triliun. Jumlah ini tumbuh 69,2% dari posisi dana kelolaan per Februari 2017 yang hanya sebesar Rp 39 triliun. Adapun, data dana kelolaan hingga Maret saat ini masih dalam perhitungan.

Wawan menjelaskan, saat ini investor institusi maupun ritel memang cenderung memilih reksadana pasar uang sebagai instrumen pengganti deposito. Pasalnya, reksadana pasar uang menawarkan imbal hasil melebihi deposito, namun dengan likuiditas yang baik dan risiko yang tetap kecil.

"Return reksadana pasar uang sekarang di kisaran 4%-5%. Jauh lebih baik daripada return deposito yang nett-nya di bawah 4%," imbuh Wawan, (9/4). Oleh karena itu, manajer investasi semakin banyak meluncurkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan dan menambah pilihan.

Wawan menambahkan, sementara itu, reksadana terproteksi banyak meluncur karena menjadi ajang institusi mengoptimalisasikan pajak dari instrumen obligasinya. Investor ritel umumnya menyukai reksadana terproteksi karena besaran imbal hasil sudah terindikasi sejak awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×