kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi Mansek untuk emiten kawasan industri


Jumat, 10 Juni 2016 / 13:28 WIB
Rekomendasi Mansek untuk emiten kawasan industri


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penjualan lahan industri sepanjang kuartal I-2016 masih lesu. Meskipun permintaan informasiĀ (inquaries) investor untuk masuk ke kawasan industri masih ada. Tetapi, keputusan membeliĀ lahan masih rendah.

Liliana S. Tambang, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, eksekusi pembelian lahan industri masih rendah sepanjang kuartal I. "Berdasarkan diskusi kami dengan beberapa pelaku industri properti industri, inquaries tetap ada sepanjang kuatal I," katanya dalam kompilasi riset, Jumat (10/6).

Dia bilang, beberapa industri yang melakukan pembelian lahan di kawasan industri sejak awal tahun sebagian besar berasal dari suku cadang otomotif, barang konsumsi, dan pergudangan.

Untuk emiten kawasan industri, Mandiri Sekuritas tetap memilih saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) karena memiliki lahan yang cukup untuk memenuhi permintaan dan memiliki neraca keuangan paling bersih di antara pelaku industri yang sama. Liliana merekomendasikan buy untuk DMAS dengan target harga Rp 270.

Sepanjang kuartal I, DMAS telah mencatatkan marketing sales atau prapenjualan dari lahan industri 2,2 hektare. Managemen perseroan optimis bisa merealisasi 70%-80% dari target marketing sales tahun ini yakni 50-60 ha sepanjang semester I ini. Pasalnya, tengah menjajaki penjualan lahan kepada lima investor dan dua diantaranya sudah hampir final.

Sementara emiten lain yang masuk radar Mandiri Sekuritas, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Liliana merekomendasikan netral untuk BEST dengan target harga Rp 250 serta memberikan rekomendasi yang sama untuk SSIA dengan target harga Rp 700.

BEST telah membukukan pendapatan prapenjualan yang porsi persentasenya paling besar terhadap target tahun 2016 yakni 25-30 ha. Sejak awal tahun, BEST membukukan marketing sales 6,5 ha atau sekitar 24% dari target. Sementara SSIA membukukan marketing sales 1,1ha atau 4% dari target tahun ini 30 ha.

Pada perdagangan sesi pertama, Jumat (10/6), DMAS berada di Rp 204, BEST Rp 272, dan SSIA di Rp 650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×