kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratu Prabu mencari mitra kembangkan LRT sampai Negeri China


Senin, 22 Januari 2018 / 10:02 WIB
Ratu Prabu mencari mitra kembangkan LRT sampai Negeri China
ILUSTRASI. Salah satu proyek Ratu Prabu Energy


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kalau kondisi bisnis mendukung, PT Ratu Prabu Energi Tbk bakal memperluas cakupan bisnis hingga sektor infrastruktur. Saat ini, perusahaan yang menggeluti bisnis energi dan properti tersebut tengah mencari mitra bisnis untuk pengembangan proyek light rail transit (LRT) di DKI Jakarta.

Beberapa calon mitra bisnis potensial Ratu Prabu berasal dari China. Perusahaan berkode saham ARTI di Bursa Efek Indonesia itu menawarkan model kerjasama joint venture. Hanya saja, mereka tak bisa membeberkan identitas perusahaan-perusahaan yang tengah dijajaki.

Bukan tanpa alasan Ratu Prabu mencari mitra bisnis dari Negeri Panda. Tujuan mereka adalah memenuhi syarat pinjaman yang diajukan oleh kreditur proyek LRT yakni China Exim Bank.

Meski tak membeberkan besaran plafon kredit, Ratu Prabu mengaku telah mendapatkan kepastian pinjaman dari China Exim Bank. "Pinjaman biasa, tapi harus membeli barang dari China, ada kemungkinan joint venture," kata Burhanuddin Bur Maras, Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk kepada KONTAN saat dihubungi Minggu (21/1).

Menurut perkiraan, pengembangan proyek LRT DKI Jakarta membutuhkan total anggaran hingga US$ 42,8 miliar. Proyek kereta ringan sepanjang 232 kilometer (km) tersebut bakal melintasi hampir semua jalan arteri di Ibu Kota.

Kebutuhan dana investasi yang jumbo tersebut terpaut jauh dibandingkan dengan duit lancar Ratu Prabu. Hingga 30 September 2017. Kas dan setara kas mereka hanya tercatat Rp 9,94 miliar. Duit lancar itu bahkan turun drastis ketimbang catatan 31 Desember 2016 yakni sebesar Rp 34,33 miliar.

Selain mitra bisnis, Ratu Prabu juga masih harus bersabar menunggu izin dari pembangunan dari pemerintah. Mereka yakin, dalam enam bulan ke depan bisa mendapatkan izin tersebut.

Informasi saja, Ratu Prabu sudah lebih dahulu melakukan feasibility study (FS) alias studi kelayakan bisnis proyek LRT. Kajian teknis itu telah mereka serahkan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada awal Januari 2018 lalu.

Kalau sudah mengantongi izin pembangunan, Ratu Prabu bakal segera melakukan konstruksi proyek. "Yang diperlukan ialah izin dari pemerintah, secepatnya dapat izin langsung bekerja, karena persiapan teknis sudah siap," tutur Burhanuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×