kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,60   -28,13   -2.92%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Randy Kartadinata pilih portofolio yang terukur


Sabtu, 18 November 2017 / 18:00 WIB
Randy Kartadinata pilih portofolio yang terukur


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa muda yang penuh perjuangan membuat Direktur Independen dan Sekretaris Perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) Randy Kartadinata memilih jadi investor konservatif. Dalam melakukan investasi, ia selalu menerapkan prinsip kehati-hatian. Dengan demikian, ia bisa mendapatkan keuntungan yang terukur dan aman.

Randy sudah belajar mandiri saat berusia 16 tahun. Kala itu ia ditinggal wafat ayahnya. Dia memutuskan untuk berjuang sungguh-sungguh dalam pendidikan dan karier yang sedang dijalani.

Bahkan, Randy memilih kuliah sambil bekerja pada tahun 1991. "Karena latar belakang ini, pada semester akhir saya harus kerja," kenang Randy.

Kala itu, ia sudah menyadari perlu menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa depan. Lantaran penghasilannya tidak terlalu besar, Randy berhati-hati memilih instrumen investasi. Pria yang suka jalan-jalan bersama keluarga ini memilih instrumen yang paling aman.

Tak heran, pilihan instrumen investasi pertamanya adalah deposito. "Karena sulit cari uang, makanya saya cari investasi yang aman. Saya disiplin menyisakan 30% penghasilan saya untuk ditabung, sisanya saya pakai untuk sehari-hari," kisah dia.

Kebiasaan tersebut ternyata terus berlanjut, bahkan di saat jenjang karier Randy terus naik. Tak heran, saat bekerja di Metrodata, Randy dapat tugas mengelola dana perusahaan, guna meminimalisasi risiko keuangan.

Dia mendapatkan mandat dari pemegang saham untuk mengelola uang perusahaan dengan menggunakan instrumen yang aman dan cenderung terukur. "Ini sebenarnya cocok dengan karakter saya. Jadi saya makin mantap," kata dia.

Seiring berjalannya waktu, Randy masih setia dengan portofolio investasi dalam bentuk deposito. Bahkan dia pernah menyisakan separuh penghasilannya untuk ditabung. Meskipun imbal hasil yang dibagikan tidak terlalu besar, namun Randy merasa nyaman berinvestasi dalam instrumen investasi ini.

Salah satu pengalaman investasi yang paling diingat Randy adalah saat tahun 1998. Kala itu, tingkat suku bunga sedang membumbung tinggi. Bunga perbankan mencapai 40%–50% dalam waktu singkat. Nah, ketika itu Randy memiliki deposito di bank dan membuat nilainya menjadi berlipat. "Ini pengalaman paling menguntungkan," kata dia.

Mulai diversifikasi

Tak hanya deposito, Randy pun sempat menjajal masuk ke pasar saham. "Namun saya keluar pas saya untung," imbuh dia.

Saat ini, portofolio investasi Randy mulai berkembang. Untuk jangka panjang, dia berani berinvestasi pada produk properti berupa rumah tapak. Menurut Randy, investasi pada produk tersebut menjanjikan keuntungan yang menarik di masa mendatang.

Selain itu, ia memiliki pedoman bahwa tanah adalah aset tetap, di mana setiap tahun pertumbuhan harganya cukup signifikan. Maklumlah, menurut Randy, tanah akan semakin langka, sesuai pertumbuhan populasi manusia.

Karena itu, untuk jangka panjang, instrumen properti menjanjikan return yang besar. Selain itu, Randy juga memiliki instrumen investasi lain dalam bentuk emas. Hanya saja, jumlahnya masih kecil.

Seiring kesuksesan mengembangkan portofolio investasinya, Randy tak lupa mengajarkan pentingnya berinvestasi pada keluarganya. Bahkan putri semata wayangnya sejak kecil sudah mendapatkan imbauan agar belajar menabung dalam celengan. "Sekarang anak saya sudah kuliah, dan sudah masuk ke deposito," lanjut dia.

Dia pun mengingatkan, ketika berinvestasi harus memiliki tujuan yang jelas. Bila membutuhkan waktu jangka panjang, maka harus masuk instrumen tertentu. Begitu juga sebaliknya. "Pertimbangkan investasi dengan matang dan terukur risikonya," saran Randy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×