kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramadan akan usai, harga CPO koreksi


Rabu, 21 Juni 2017 / 06:21 WIB
Ramadan akan usai, harga CPO koreksi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali turun pada perdagangan Selasa (20/6). Harga CPO kontrak pengiriman September 2017 di Malaysia Derivative Exchange melemah 0,88% ke level RM 2.466 per ton dibanding sehari sebelumnya. Harga bahkan sempat turun hingga RM 2.451 per ton, sebelum akhirnya menguat lagi jelang akhir perdagangan.

Tapi, sepekan terakhir, harga CPO masih naik 2,83%. Harga komoditas ini memang sempat rebound pada perdagangan akhir pekan lalu.

Jumat (16/6) lalu, harga CPO sempat menguat hingga 1,4% ke RM 2.484 per ton lantaran kurs ringgit Malaysia melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) serta kenaikan harga minyak nabati. "Penguatan harga olein di China mendukung sentimen pasar. Demikian juga dengan kenaikan harga minyak kedelai," kata Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, kemarin.

Pelemahan kurs ringgit Malaysia membuat harga CPO jadi lebih murah. Ini membuat pasar melakukan aksi beli. Awal pekan ini, harga CPO masih menanjak dan sempat menyentuh level tertinggi dua pekan, di tengah prospek penurunan stok Indonesia.

Berdasarkan survei Reuters, stok CPO Indonesia kemungkinan turun menjadi 1,09 juta ton di bulan Mei dibandingkan dengan April, sebesar 1,31 juta ton. Turunnya stok disebabkan oleh kenaikan ekspor di bulan Ramadan.

Permintaan turun

Namun penguatan harga CPO tidak bertahan lama. Selain harga sudah overbought, lemahnya permintaan setelah Ramadan mulai menekan harga. "Tetapi tren CPO masih positif meski terancam kenaikan supply," lanjut Wahyu.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, permintaan CPO mendekati hari raya Idul Fitri sudah mulai turun. Sebab, negara-negara importir telah menaikkan permintaan sejak sebelum Ramadan, sehingga persediaan hingga hari raya telah cukup.

Penurunan permintaan terlihat dari turunnya ekspor CPO Malaysia. Data Intertek Testing Services menunjukkan ekspor CPO Malaysia yang mereka tangani di periode 1 Juni20 Juni 2017 anjlok 14,8% menjadi 721.020 ton dibanding bulan sebelumnya.

Di samping itu, harga minyak kedelai juga mengalami koreksi teknikal. Hal ini menambah tekanan pada harga CPO. Hingga pertengahan Juli, Ibrahim memperkirakan harga CPO melemah ke kisaran RM 2.340-RM 2.480 per ton.

Sedang Wahyu memprediksi dalam jangka pendek harga CPO masih mampu naik ke kisaran RM 2.500-RM 2.600 per ton. Hingga akhir tahun, harga CPO berpotensi naik hingga RM 2.800 per ton.

Dalam jangka panjang, tren pergerakan harga CPO memang cenderung menguat. Permintaan CPO global, menurut Ibrahim, akan naik berkat program biodiesel di Indonesia dan China.

Pemerintah Indonesia mendorong program B20, yakni pencampuran 20% biodiesel dalam bahan bakar solar. Sedangkan China memiliki program biodiesel kelas 5, yakni kewajiban campuran 5% CPO pada bahan bakar minyak.

Belum lama ini, Indonesia juga telah menyatakan kesiapan untuk memenuhi kebutuhan biodiesel China yang mencapai 9 juta ton.

Secara teknikal, Ibrahim melihat bollinger band dan moving average 40% di atas bollinger bawah. Stochastic dan RSI 60% negatif. Sementara MACD wait and see.

Rabu (21/6), Ibrahim memprediksi harga CPO melemah di RM 2.400-RM 2.480. Sepekan ke depan harga berkisar RM 2.370-RM 2.500 per ton. Sedang Wahyu memprediksi harga CPO menguat di RM 2.430-RM 2.520 hari ini dan antara RM 2.400-RM 2.600 per ton sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×