kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pukuafu ingin hak pertama beli 10% saham NNT


Selasa, 24 Agustus 2010 / 14:50 WIB
Pukuafu ingin hak pertama beli 10% saham NNT


Reporter: Gentur Putro Jati |



JAKARTA. PT Pukuafu Indah (PI) siapkan US$ 800 juta untuk membeli langsung 10% saham yang ingin diterbitkan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) melalui IPO. Namun Vice President Divisi Legal & External Affairs PI Tri Asnawanto menjelaskan, perusahaannya ingin mengantongi saham baru itu menggunakan hak membeli pertama (pre-emptive right).

"Kami selalu mendukung rencana investasi dan pengembangan tambang emas dan tembaga fase VI dan VII di Kabupaten Sumbawa Barat. Namun Pukuafu tetap menolak penerbitan saham baru 10% melalui IPO. Karena Kontrak Karya generasi keempat dimaksudkan untuk pengusaha nasional Indonesia selalu menguasai saham mayoritas NNT," kata Tri, Selasa (24/8).

Menurutnya Newmont Nusa Tenggara Partnership (NNTP) dalam lima tahun terakhir berusaha melakukan IPO saham NNT. Namun rencana itu selalu ditolak Pukuafu.

"Manajemen NNT mengirim undangan untuk mengadakan RUPS Luar Biasa pada 4 Agustus 2010 lalu. Manajemen NNT meminta agar pemegang saham NNT menyetujui rencana IPO itu. Undangan itu juga menyebutkan para pemegang saham NNT, untuk melepaskan hak membeli pertama guna memuluskan rencana IPO," jelasnya.

Selain menawar 10% saham senilai US$ 800 juta, Pukuafu bahkan meminta manajemen NNT menerbitkan sisa 90% saham baru senilai US$ 7,2 miliar; dengan seluruhnya akan dibeli oleh Pukuafu.

"Kami telah mengantongi dokumen tertulis dari salah satu lembaga keuangan internasional yang siap membiayai Pukuafu membeli penerbitan saham baru 10% senilai US$ 800 juta dan US$ 7,2 miliar untuk saham baru 90% lainnya," jelasnya.

Namun sebagai langkah awal mendapatkan 10% saham NNT, pihaknya sudah melayangkan surat kepada manajemen NNT dengan tembusan kepada Menteri
Hukum dan HAM, Menteri ESDM, Kepala BKPM, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Gubernur NTB. Dalam surat itu, Pukuafu meminta agar pihaknya diberitahukan kapan saham baru 10% itu diterbitkan dan bagaimana proses pembayaran pembelian saham baru 10% senilai US$ 800 juta tersebut. Pihaknya juga meminta agar 90% saham baru lainnya diperlakukan sama dengan saham baru 10% agar dibeli oleh Pukuafu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×