kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospera siapkan reksadana berbasis saham BUMN


Jumat, 20 Februari 2015 / 06:52 WIB
Prospera siapkan reksadana berbasis saham BUMN
ILUSTRASI. Asam urat adalah bentuk radang sendi yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Manajer investasi getol menyiapkan produk baru di awal tahun ini. Salah satunya, PT Prospera Asset Management, yang menargetkan reksadana saham anyar BUMN Growth Fund bisa meluncur di kuartal I tahun ini. 

Presiden Direktur Prospera Asset Management Yosep Chandra mengatakan, produk ini menawarkan imbal hasil (return) tinggi dengan risiko relatif rendah. Risiko cukup rendah karena kebijakan investasi yang menempatkan mayoritas portofolio, yakni 55% di saham badan usaha milik negara (BUMN). "Saham-saham perusahaan BUMN merupakan paling aman di peta saham Indonesia karena milik pemerintah sehingga terhindar dari kebangkrutan," kata Yosep.

Selain aman,  saham-saham BUMN juga berpotensi memberikan return tinggi.  Berdasarkan hasil analisa dalam tiga tahun, saham BUMN rata-rata mampu naik  antara 20% hingga 25%.
Selain itu, sisa portofolio akan diputar pada saham-saham berkapitalisasi besar LQ45 dan saham bervaluasi menarik. Strategi tersebut  untuk memaksimalkan return. "Kami memperkirakan, reksadana ini mampu membagikan return 15% di tahun 2015, " proyeksi Yosep.  

Nantinya,  Prospera akan menerapkan strategi menyeimbangkan antara trading saham dan buy hold. Saat ini, Prospera sedang mengajukan izin penerbitan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kalau tak ada onak bin duri,  reksadana ini meluncur awal Maret nanti. "Akhir tahun ini kami menargetkan bisa mengumpulkan dana kelolaan antara Rp 30 miliar-Rp 50 miliar," ujarnya.

Sebelumnya, PT Indoasia Aset Manajemen telah lebih dulu menerbitkan reksadana berbasis aset dasar BUMN . Produk bertajuk I AM BUMN Balanced Plus Fund ini diluncurkan pada Juni 2014.

Namun, produk reksadana campuran ini belum mencetak return moncer. Data Infovesta Utama menunjukkan, reksadana ini berkinerja minus 0,90% sepanjang Januari lalu. Kinerja tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata return reksadana campuran yang sebesar 0,96% pada periode yang sama.

Produk besutan Indoasia ini memiliki lima efek besar, yaitu  lain obligasi ritel pemerintah seri ORI-010, saham PT Krakatau Steel, Tbk, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,   saham PT Semen Indonesia Tbk, serta saham PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×