kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek makin kinclong di tengah penurunan CDS


Rabu, 27 Desember 2017 / 21:18 WIB
Prospek makin kinclong di tengah penurunan CDS


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit default swap (CDS) Indonesia dalam tren penurunan. Kondisi ini merespon apresiasi Fitch Ratings yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil.

Bila dua lembaga pemeringkat Moody's dan S&P mengikuti langkah ini, CDS Indonesia bisa lebih rendah lagi. Maka segudang tantangan global tahun depan tak akan mempengaruhi outlook investasi Indonesia.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia melihat, proyeksi CDS Indonesia akan terus turun. Pada 2018, dia memperkirakan CDS bertenor lima tahun bisa mencapai 50-60 basis poin. Sedangkan untuk tenor 10 tahun bisa mencapai 106-110 basis poin. Optimisme ini berdasar proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih moncer dari negara dengan peringkat yang sama.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi di 5,1% dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat BBB Fitch yang median di 3,2%," jelas Ahmad. Dengan demikian, iklim investasi Indonesia bakal terus terjaga dan menjadikannya favorit di antara negara emerging market lainnya.

Adapun terdapat dua risiko internal berupa depresiasi rupiah dan runtutan tahun politik. Namun Ahmad yakin investor tak harus khawatir karena fundamental Indonesia sudah kuat untuk menopang gejolak politik dalam maupun luar negeri.

Menurut Ahmad, kenaikan suku bunga The Federal Reserve tahun 2018 dan 2019 tak usah terlalu dikhawatirkan. Menurut hitungan dia, pasar sudah priced-in dan mengantisipasi kenaikan tersebut dengan matang. Maka dollar tidak akan bergejolak kuat dan hasilnya rupiah bisa terus stabil di rata-rata Rp 13.650 per dollar AS pada tahun 2018.

"Mata uang kita kuat karena Bank Indonesia intervensi jaga kestabilan rupiah, dan juga harga komoditas yang sudah mulai membaik dan harga minyak stabil, maka CPO dan batubara bisa naik lagi," jelas Ahmad. Namun, ia menambahkan ada juga tantangan tambahan dari AS, terutama bila pertumbuhan ekonominya terbukti lancar berkat undang-undang pajak korporasinya.

Sedangkan dihadapan tahun pemilu esok, Anil Kumar, Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia cukup optimis CDS Indonesia akan tetap sehat karena masyarakat dan investor Indonesia sudah matang. Apalagi berkaca dari realisasi pemilu periode lalu yang berjalan lancar maka gejolak politik pemilu hanya akan menjadi sentimen sesaat saja.

"Kita tahu politisi di Indonesia ini panasnya saat ada pertaruhan sebelum kembali normal. Jadi di Indonesia ini belum ada krisis yang bisa sampai goyangkan rupiah ataupun investor," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×