kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek emiten setelah naik peringkat


Senin, 07 Agustus 2017 / 12:11 WIB
Prospek emiten setelah naik peringkat


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Di saat ekonomi tersendat, sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapatkan kenaikan peringkat surat utang. Kabar terbaru bertiup dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Lembaga pemeringkat Moody's Investors Services mengerek peringkat utang TPIA menjadi Ba3 dengan outlook stabil, dari sebelumnya B1.

Adapun BBRI memperoleh penegasan kembali rating AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pefindo mengganjar predikat AAA bagi BBRI atas dua obligasi, dua medium term notes (MTN), dan satu peringkat perusahaan.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, kenaikan peringkat menjadi kekuatan bagi emiten untuk menambah pendanaan. "Asumsinya, emiten sudah bisa menjadi perusahaan yang kredibel karena yang memberikan penilaian pihak luar," jelas dia kepada KONTAN, Minggu (6/8).

Emiten mesti mempertahankan peringkat tersebut dengan menunjukkan kinerja keuangan yang kuat. Fundamental inilah yang bisa menjadi alasan lembaga pemeringkat mempertahankan atau bahkan mengerek peringkat utang emiten.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani juga menyebutkan, kenaikan rating akan membawa sentimen positif bagi emiten. Dengan kinerja keuangan yang bagus, lembaga pemeringkat biasanya menganggap struktur permodalan emiten sehat, termasuk mampu membayar kewajibannya.

Di sisi lain, harga saham emiten, semisal BBRI dan TPIA, sudah naik cukup signifikan sejak awal tahun hingga pekan lalu (ytd). "Harga saham BBRI sudah naik di atas 20%. Saya melihat potensi naik masih ada, seiring peningkatan rating sebagai respons atas positifnya kinerja keuangannya," kata Riska.

Setelah kenaikan rating, maka ada asumsi arus kas operasional terhadap utang dan EBITDA menjadi lebih baik. Dengan respons positif para pelaku pasar, potensi kenaikan harga saham ini semakin terbuka.

Selain itu, momentum kenaikan peringkat bisa dipakai oleh emiten untuk menggelar berbagai ekspansi. Dengan struktur permodalan bagus, maka ekspansi akan mudah. Selain itu, beban bunga utang menjadi lebih rendah sehingga margin laba juga akan semakin tinggi.

Meski demikian, menurut Reza, kenaikan peringkat hanya menjadi sentimen sementara bagi harga saham. Pasar akan mengapresiasi kenaikan peringkat emiten dalam waktu singkat. Prospek ke depantetap sangat bergantung pada kinerja emiten sendiri. Kenaikan peringkat hanya satu dari banyak faktor yang bisa mempengaruhi prospek bisnis dan saham perusahaan.

Tentu akan banyak sentimen yang kelak menggantikan kenaikan peringkat. Reza mencontohkan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Meski produsen beras Maknyuss ini pernah diganjar peringkat bagus beberapa lembaga, kasus hukum yang kini bergulir turut menahan laju harga saham AISA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×