kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,99   7,54   0.82%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek bisnis dan kinerja WSBP masih kokoh


Selasa, 25 Oktober 2016 / 08:01 WIB
Prospek bisnis dan kinerja WSBP masih kokoh


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pendatang baru di Bursa Efek Indonesia, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) memperlihatkan kinerja cukup baik hingga kuartal ketiga tahun ini. Di periode tersebut, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini meraih kontrak baru Rp 7,45 triliun. Jumlah tersebut setara 94,3% dari target sepanjang 2016 senilai Rp 7,9 triliun.

WSBP meraih tambahan kontrak signifikan dari proyek jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi seksi 2, 3 dan 4 senilai Rp 770 miliar. Beberapa proyek jalan tol lain yang digarap emiten ini adalah ruas Cimanggis-Cibitung, Pasuruan-Probolinggo, Pemalang-Batang serta ruas jalan tol Batang-Semarang.

Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi menilai, WSBP akan meraup berkah dari percepatan pembangunan infrastruktur. WSBP telah menguasai sekitar 28% dari kapasitas industri sekitar 6,5 juta ton per tahun.

Selain percepatan proyek infrastruktur, menurut Akhmad, pertumbuhan bisnis WSBP didorong sinergi Grup Waskita yang solid. "Serta pertumbuhan bisnis ready mix dan kekuatan captive market," kata dia dalam risetnya, Senin (10/10), dua pekan lalu.

Akhmad melihat kapasitas produksi WSBP melonjak dari posisi 2015 sebesar 1,8 juta ton per tahun menjadi 2,3 juta ton per tahun di Juni 2016.Ditambah dua pabrik baru di Klaten dan Palembang yang bakal rampung tahun ini, kapasitas produksi WSBP akan bertambah menjadi 2,65 juta ton per tahun.

Manajemen akan terus mengerek kapasitas produksi hingga 3,8 juta ton per tahun pada 2018 untuk menangkap pertumbuhan pasar precast yang potensial.

Kepala Riset Buana Capital Suria Dharma berpendapat, kinerja WSBP akan tergantung WSKT. "Jika induknya bagus pasti anaknya ikut terangkat," kata dia kepada KONTAN, Senin (24/10). Hingga September, WSKT sudah meraih kontrak baru Rp 59 triliun, hampir memenuhi target setahun penuh Rp 70 triliun.

Dengan pencapaian sang induk, kinerja WSBP otomatis akan terangkat. Akhmad pun setuju WSBP diuntungkan oleh posisinya sebagai salah satu bagian dari Grup Waskita. Beragam proyek konstruksi Waskita, proyek tol Waskita Toll Road (WTR) maupun kontinuitas permintaan dari Waskita Karya Realty akan berdampak positif bagi bisnis WSBP.

Namun, Akhmad menilai ada risiko yang harus diwaspadai WSBP, antara lain perolehan nilai proyek di bawah target, plus ketatnya persaingan usaha dengan masuknya pemain baru maupun pertumbuhan bisnis pesaing WSBP.

Risiko gagal bayar dari pelanggan dan keterlambatan pembangunan pabrik baru juga menjadi risiko WSBP. Senada dengan Akhmad, Suria menilai, dengan banyaknya proyek yang diraih, maka emiten perlu memiliki kas cukup besar.

Biasanya pembayaran untuk proyek baru terpenuhi di belakang. Hal ini bisa mempengaruhi cash flow perseroan ini. Meski begitu, Suria masih merekomendasikan buy saham WSBP. Suria belum mematok target harga WSBP. Namun harga WSBP masih berpotensi naik 10% dari posisi saat ini.

Akhmad juga merekomendasikan buy dengan target Rp 690 per saham. Analis Mandiri Sekuritas Bob Setiadi juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 690. Harga saham WSBP kemarin naik 0,88% ke Rp 570 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×