kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi batubara ADRO masih stagnan


Jumat, 04 Agustus 2017 / 12:08 WIB
Produksi batubara ADRO masih stagnan


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Produksi dan penjualan batubara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di kuartal II-2017 cenderung stagnan. Pada periode itu, produksi batubara ADRO sebesar 13,27 juta ton, tak jauh berbeda dari  produksi di kuartal II-2016 yang sebesar 13,23 juta ton. 

Namun, jika dibandingkan dengan produksi kuartal I-2017, produksi batubara ADRO meningkat 12%. Jika diakumulasi, produksi ADRO semester I-2017 turun 3% menjadi 25,13 juta ton. Alhasil, volume penjualan di semester pertama 2017 juga lebih rendah 7% year on year (yoy) menjadi 25,27 juta ton. 

Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Relasi ADRO, mengatakan, nisbah kupas ADRO di kuartal II-2017 mencapai 4,3 kali akibat hujan deras yang berlangsung sepanjang periode itu. "Kuartal kedua lalu diwarnai dengan volatilitas pasar batubara karena langkah kebijakan dan gangguan cuaca," jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (3/8).

Ia memperkirakan pengupasan lapisan penutup bisa meningkat pada kuartal berikutnya. Sehingga, nisbah kupas gabungan rata-rata akan mencapai target 4,85 kali. 

Penjualan batubara ADRO masih didorong oleh permintaan pasar dalam negeri. Penjualan domestik dalam enam bulan pertama tercatat mencapai 23%. ADRO juga masih mengekspor hasil produksinya ke beberapa negara di Asia, seperti ialah Malaysia, China, Jepang, dan Korea.

Ia mengatakan, suhu musim panas yang lebih tinggi dibanding perkiraaan di China membuat permintaan batubara meningkat. Sementara itu, pasokan dari Indonesia saat itu terbatas sehingga harga batubara Global Coal Newcastle pun bergerak naik.

Analis Macquarie Sekuritas Jayden Vantarakis dalam risetnya (13/7) lalu memprediksi pendapatan ADRO bisa naik hingga US$ 3,67 miliar akhir 2017 ini. Sedangkan laba bersih emiten ini bisa mencapai US$ 516,6 juta. 

Ini karena ADRO telah merestrukturisasi beban pada 2014-2016 lalu. Harga minyak yang turun pun mampu memberikan keuntungan tambahan bagi ADRO.
Pada perdagangan kemarin, saham ADRO turun 2,64% menjadi Rp 1.845 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×