kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi asing di SUN tenor panjang menyusut


Kamis, 31 Mei 2018 / 22:40 WIB
Porsi asing di SUN tenor panjang menyusut
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah aksi jual terhadap obligasi pemerintah yang terjadi pada tahun ini, kepemilikan investor asing pada Surat Utang Negara (SUN) bertenor panjang atau lebih dari 10 tahun menyusut.

Mengacu data SUN dwi mingguan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 21 Mei 2018, investor asing mencatatkan net sell sebanyak Rp 8 triliun secara year to date (ytd). Dana asing kini tersisa Rp 828,63 triliun.

Dari total jumlah tersebut, sebanyak 35,4% diparkir pada SUN tenor di atas 10 tahun. Porsi tersebut turun dibandingkan sebelumnya yang sebesar 37%.

Di sisi lain, kepemilikan asing di SUN tenor lima tahun hingga 10 tahun meningkat. Tercatat kepemilikan asing di SUN tenor menengah hingga 10 tahun sebesar 38,2% per 21 Mei 2018, naik dari porsi tahun lalu sebesar 35,6%.

Porsi asing di SUN tenor yang lebih pendek, seperti tenor dua tahun hingga lima tahun juga bertambah dari 17,3% di tahun lalu menjadi 19,1%.

Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, asing mulai masuk ke obligasi tenor pendek karena yield pada SUN tenor di atas 10 tahun pergerakannya datar. Sementara, imbal hasil obligasi tenor lima tahun jauh lebih cepat pertumbuhannya.

"Obligasi tenor 10 tahun bergerak lebih stabil, membuat investor asing jadi melakukan penyesuaian kembali," kata Desmon, Kamis (31/5).

Asing mulai menstabilkan porsi investasi pada obligasi yang bertenor lebih pendek, karena mengantisipasi sentimen kenaikan suku bunga The Federal Reserves.

Desmon memproyeksikan porsi kepemilikan asing di obligasi tenor menengah  dan panjang masih akan mendominasi. Jumlahnya tidak akan jauh berbeda.

Desmon memproyeksikan return pada obligasi seri acuan 10 tahun akan lebih menarik setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75%. Ia memperkirakan, tahun ini imbal hasil obligasi 10 tahun bisa mencapai 6,9%. Yield tersebut diharapkan bisa lebih menarik asing untuk masuk ke pasar obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×