kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan lesu, emiten properti tunda proyek


Sabtu, 22 Oktober 2016 / 11:37 WIB
Permintaan lesu, emiten properti tunda proyek


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Memasuki kuartal keempat 2016, emiten lebih berhati-hati dalam merilis proyek baru. Bahkan, ada beberapa pengembang yang menunda peluncuran proyek baru hingga 2017 nanti. Emiten yang menunda proyek anyar, salah satunya adalah PT Ciputra Surya Tbk (CTRS).

"Terjadi penundaan belanja dan penggunaan dana tidak bisa seketika," ujar Harun Hajadi, Direktur Utama Ciputra Surya, kepada KONTAN, Jumat (21/10). Ini baru salah satu alasan.

Harun mengungkapkan, perusahaannya juga memutuskan menunda peluncuran proyek baru lantaran masalah perizinan. CTRS baru akan merilis proyek tersebut setelah seluruh izin lengkap. Proyek yang ditunda anak usaha grup Ciputra itu kebanyakan ialah residensial di Kalimantan, Jayapura, dan Yogyakarta.

Sedang pasar properti di beberapa kota besar masih cukup kuat. Penundaan proyek ini tentu berimbas pada perolehan pendapatan prapenjualan CTRS. Bisa jadi, dengan penundaan itu target pendapatan prapenjualan tahun ini sebesar Rp 3,1 triliun meleset.

Sampai akhir September lalu, CTRS baru mengantongi pendapatan prapenjualan Rp 1,98 triliun atau sekitar 64% dari target sepanjang tahun. Segendang sepenarian, PT Intiland Development Tbk (DILD) juga menunda peluncuran Darmo Harapan di Surabaya. Awalnya, mereka akan merilis proyek highrise ini di kuartal keempat.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, mengatakan, peluncuran proyek kemungkinan baru dilakukan awal tahun depan. "Di Surabaya kami masih fokus di existing project," kata dia.

Di kuartal IV 2016, DILD hanya berencana merilis proyek mix used Kebon Melati di Jakarta Pusat. Meski hanya tinggal mengandalkan satu proyek baru, Archied optimistis perusahaannya bisa memenuhi target pendapatan prapenjualan tahun ini Rp 2,56 triliun.

Soalnya, DILD masih punya beberapa proyek. Sementara PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) tengah mengkaji penundaan peluncuran proyek baru. Mereka mengambil langkah ini lantaran sejumlah investor juga masih menunda rencana investasinya.

Sejatinya, PWON akan merilis tiga proyek pada semester II 2016. Perinciannya: satu gedung perkantoran di Jakarta, satu gedung perkantoran di Surabaya, dan satu kondominium di Surabaya.

Tak hanya menunda proyek, sekarang PWON pun merencanakan pemangkasan target pendapatan prapenjualan. Habis, sampai akhir Agustus lalu, PWON baru mengantongi pendapatan prapenjualan Rp 1,46 triliun atau 47,09% dari target Rp 3,1 triliun.

Franky Rivan, Analis Daewo Securities, menuturkan, penundaan proyek baru sejumlah emiten itu menunjukkan permintaan properti memang belum pulih. Selain menyulitkan pencapaian target prapenjualan, mundurnya peluncuran proyek baru ke 2017 mendatang akan memengaruhi arus kas emiten properti.

"Untuk 2017, sepertinya di semester kedua baru ada perbaikan," ujar Franky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×