kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan bertambah, UNTR revisi target penjualan


Senin, 08 November 2010 / 10:01 WIB
Permintaan bertambah, UNTR revisi target penjualan


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANDUNG. PT United Tractors Tbk (UNTR) menaikkan target volume penjualan alat berat dari 5.000 unit menjadi minimal 5.200 unit. Penyebab revisi target adalah meningkatnya permintaan dari industri tambang dan perkebunan. "Kami optimistis penjualan tahun ini minimal 5.200 unit," ujar Direktur Keuangan UNTR Gideon Hasan di Lembang, akhir pekan lalu.

Ini merupakan revisi ketiga yang dilakukan UNTR. Di awal tahun, perseroan ini mematok penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit. Di akhir kuartal I, target itu dinaikkan menjadi 4.500. Angka tersebut kemudian diubah UNTR pada akhir kuartal kedua menjadi 5.000 unit.

Hingga September 2010, volume penjualan alat berat UNTR sudah menembus angka 4.114 unit, melampaui pencapaian tahun lalu yang hanya 3.111 unit. Penjualan alat berat di sembilan bulan pertama tahun ini meningkat sekitar 84% daripada penjualan di periode yang sama tahun 2009 sebanyak 2.237 unit.

Apabila target penjualan terbaru tercapai, maka di tahun ini penjualan alat berat UNTR akan naik 67% dibanding tahun 2009 lalu. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), induk usaha UNTR mengatakan, pangsa pasar alat berat UNTR tahun ini ditargetkan mencapai 46%.

"Target penjualan alat berat nasional 12.000 unit, kami targetkan bisa mengambil hingga 46%," papar dia. Jika asumsi itu tercapai, berarti penjualan alat berat UNTR hingga akhir tahun 5.520 unit.

Dari realisasi penjualan alat berat di kuartal III lalu, sebanyak 60,5% atau 2.493 unit terjual ke perusahaan pertambangan dan 19,5% atau 806 unit ke perusahaan perkebunan. Perusahaan konstruksi membeli sebanyak 420 unit atau 10,2% dan sisanya dilepas ke industri kehutanan.

Penjualan alat berat memang berkontribusi paling besar terhadap pendapatan UNTR. Hingga September 2010, UNTR berhasil membukukan penjualan senilai Rp 27,814 triliun. Sebesar Rp 13,16 triliun dari penjualan alat berat, Rp 12,51 triliun dari kontrak pertambangan dan sisanya, Rp 2,128 triliun dari penjualan batubara.

Gideon menambahkan, tahun depan pihaknya mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 400 juta. Sedangkan tahun ini, dari alokasi belanja modal US$ 400 juta, hingga September yang sudah terpakai sekitar US$ 350 juta. Mayoritas belanja modal terpakai untuk persediaan alat berat, workshop dan gudang.

Sayangnya, di balik sukses penjualan alat berat itu, UNTR gagal mengakuisisi tambang batubara PT Agung Bara Prima. "Tidak ada kesepakatan," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×