kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa peritel makanan tertekan bisnis online


Sabtu, 21 Oktober 2017 / 15:00 WIB
Performa peritel makanan tertekan bisnis online


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi potensi bisnis bagi emiten ritel makanan dan minuman alias food and beverage (F&B). Tapi, ekspansi sektor ini masih dibayangi ketatnya persaingan dengan bisnis online. 

Emiten yang bergerak di bisnis F&B terbilang banyak. Misalnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). Lalu ada PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Beberapa di antaranya cukup gencar ekspansi. Sebut saja MPPA yang memiliki 289 gerai multiformat yang tersebar dari Aceh sampai Papua dengan bendera Hypermart. Dari catatan KONTAN, MPPA akan membuka 9–10 gerai Hypermart tahun ini. 

Walau gencar melakukan ekspansi, saham sektor ini masih melempem. Bisnis ritel makanan dan minuman masuk sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Pada Jumat (20/10), indeks sektor ini ditutup melemah 0,49%. Sedangkan secara year to date, terjadi kenaikan sebesar 7,15%. Namun, pertumbuhan itu masih di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 11,59%. 

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan, bisnis ritel masih dalam tekanan. Ada penurunan penjualan yang cukup tajam seiring pertumbuhan bisnis online. Sebab, bisnis online menjanjikan harga lebih murah dan lebih praktis. 

Pelaku pasar telah bergeser ke daring khususnya di Pulau Jawa. "Masyarakat perkotaan telah dimanjakan dengan online yang menjanjikan harga dengan kualitas sama toko offline," kata Bertoni, Jumat (20/10). Akibatnya, omzet para emiten mulai stagnan dan cenderung turun. 

Bertoni mencermati, rata-rata transaksi saham sektor F&B relatif sepi. Hanya saham MPPA yang cukup ramai, dengan PER 29,29 kali. Sementara saham emiten yang paling murah, yakni RANC mencerminkan PER 12,65 kali. 

Rekomendasi Bertoni: beli saham MPPA dengan target harga Rp 800 per saham. "Untuk akumulasi beli di Rp 550 per saham," imbuh dia. 

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menambahkan, ekspansi AMRT maupun DNET yang masuk ke permukiman memengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja di pusat perbelanjaan. Alhasil, kebiasaan tersebut berdampak ke penjualan peritel besar. 

"Ritel memang agak unik, karena di masyarakat sudah terlihat ada pergeseran transaksi. Sekarang sudah banyak aplikasi online, masyarakat juga cenderung mencari yang nyaman," beber Reza. 

Reza merekomendasikan trading buy saham AMRT dan MPPA, dengan target harga Rp 800 dan Rp 630 per saham. Sedang berdasarkan teknikal, ia merekomendasikan trading buy DNET, RANC, FAST. Targetnya masing-masing Rp 2.420, Rp 380, dan Rp 1.540 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×